Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 14 Agu 2021, 09:31 WIB

Inovasi Teknologi RDF Mengelola Sampah Menjadi Energi

Foto: istimewa

Sampah menjadi masalah pelik yang kerap muncul setiap tahun dan susah ditangani. Pasalnya, volumenya kian bertambah seiring pertumbuhan penduduk. Berdasarkan Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018, timbunan sampah di Indonesia sudah mencapai 65,2 juta ton per tahun pada 2016. Timbunan sampah diprediksi akan bertambah hingga lebih dari 5,9 juta ton pada 2025.

Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi persoalan tersebut dengan target pengurangan sampah sebesar 30 persen pada 2030. Salah satunya adalah dengan membangun lebih banyak tempat pengelolaan sampah menggunakan berbagai teknologi yang ramah lingkungan di seluruh Indonesia. Pemerintah meresmikan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) pertama yang dapat menghasilkan sumber energi terbarukan dengan teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Sebagai informasi, teknologi RDF di TPST tersebut menggunakan metode biodrying dalam mengolah sampah. Metode biodrying adalah pengeringan secara biologis yang disertai dengan aerasi. Secara umum, drying berarti proses mengurangi kandungan air dalam material. Setelah sampah dicacah dan kandungan airnya berkurang, hasilnya dapat digunakan sebagai sumber energi ramah lingkungan pengganti batu bara. Tak hanya sampah kertas, sampah plastik dan organik pun dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif ini.

Pembangunan fasilitas RDF yang bernilai investasi sebesar Rp 90 miliar tersebut merupakan hasil kerja sama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kedutaan Besar Denmark melalui DANIDA, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap, serta PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI).

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan berharap proyek percontohan RDF di Cilacap bisa menjadi titik balik pengelolaan sampah di Indonesia yang selama ini masih menjadi permasalahan pelik. "Jadi, RDF ini satu langkah yang sangat hebat dan saya juga senang sekali (Indonesia) bisa buat ini. Kami semua sudah bersepakat untuk membikin copy RDF ini. Jadi, 28 ribu ton sampah per hari bisa diselesaikan," kata Menko Marves dalam sambutannya pada peresmian fasilitas RDF di Cilacap secara virtual.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen yang turut hadir dalam acara peresmian juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang berhasil mengembangkan teknologi pengolahan sampah RDF pertama di Indonesia. "Terobosan dan inovasi seperti inilah yang harus terus kita lakukan dan kembangkan bersama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada," kata Taj Yasin. Taj Yasin berharap seluruh perusahaan swasta di Jateng yang menggunakan energi batu bara dapat berpindah menggunakan RDF yang lebih ramah lingkungan.

Fasilitas RDF pertama ini berdiri di atas lahan seluas 3 hektare milik Pemkab Cilacap. Operasional TPST tersebut dijalankan oleh Pemkab Cilacap bersama SBI. Setiap hari, TPST RDF Cilacap mampu mengolah 120 ton sampah yang menghasilkan 60 ton RDF siap pakai sebagai energi terbarukan. Hasil RDF akan disalurkan ke kiln semen SBI sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.