Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 24 Jan 2025, 23:00 WIB

Inovasi Scaffold Bantu Penyembuhan Patah Tulang Lebih Cepat

Foto: Istimewa

Tulang merupakan jaringan keras pembentuk tubuh. Meskipun tidak terlihat, tulang memiliki fungsi yang teramat penting bagi kehidupan manusia. Penopang tubuh, pelindung organ vital, dan penggerak tubuh adalah beberapa fungsi utama tulang. Kerusakan pada salah satu bagiannya dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup. 

Di Indonesia, kasus trauma tulang yang sering terjadi adalah fraktur. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2018, prevalensi fraktur di Indonesia mencapai 5,5 persen. 

Merespons hal tersebut, Guru Besar bidang Ilmu Biomaterial Jaringan Keras, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, Surabaya,  Aminatun, baru-baru ini temukan inovasi yang mempercepat proses penyembuhan fraktur pada tulang. 

Dalam orasi yang berjudul Inovasi Scaffold Tulang dengan Penambahan Biopolimer untuk Mendukung Kemandirian Bangsa di Bidang Kesehatan dalam pengukuhan guru besar beberapa waktu yang lalu, Aminatun menjelaskan bahwa proses penyembuhan fraktur tulang membutuhkan scaffold tulang.

“Kajian biomaterial yang berpotensi sebagai scaffold tulang yang membantu mempercepat penyembuhan fraktur tulang penting untuk dilakukan. Biomaterial memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung kemandirian bangsa, khususnya di bidang kesehatan,” ucap Aminatun.

Perkembangan Scaffold Tulang

Pada rekayasa jaringan tulang, scaffold tulang berfungsi sebagai template dan tempat interaksi sel serta membentuk matriks ekstraseluler tulang. Scaffold tulang yang ada di pasaran saat ini adalah BHA (serbuk hidroksiapatit (HA) dari tulang sapi) yang pembuatannya di Teaching Industry UNAIR. Saat ini, produksinya masih rendah daripada dengan impor pemerintah. 

“Untuk memenuhi kebutuhan scaffold dan mengurangi ketergantungan pada impor, perlu upaya untuk memproduksi scaffold sendiri. Bisa dengan menggunakan bahan alam lokal, yaitu dengan membuat scaffold Hidroksiapatit (HA) dan berbagai macam biopolimer,” jelas Aminatun. 

Pemanfaatan Potensi Alam

Scaffold tulang dapat terbuat dari berbagai macam biomaterial. Peluang untuk membuat scaffold tulang HA dengan penambahan biopolimer dari bahan baku lokal sangatlah besar. Sebab, HA dapat terbuat dari bahan limbah seperti tulang sapi, tulang sotong, berbagai macam jenis cangkang kerang dan koral.

“Pemanfaatan HA dari berbagai limbah bahan alami salah satunya adalah tulang sotong dan inovasinya dengan penambahan biopolimer merupakan langkah strategis. Terutama untuk memenuhi kebutuhan scaffold tulang dalam menyelesaikan problematika fraktur tulang,” papar  Aminatun.

Sedangkan biopolimer seperti kitosan dapat diperoleh dari limbah cangkang udang dan kepiting. Sementara kolagen dan gelatin dapat berasal dari tulang sapi serta kulit maupun sisik ikan. Sumber daya ini tersedia dalam jumlah besar di perairan Indonesia, menjadikannya bahan baku yang ekonomis dan berkelanjutan.

Dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dan teknologi lokal, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain global dalam industri biomaterial. Inovasi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan kesehatan dalam negeri. Akan tetapi, juga menjadi bukti nyata kemandirian bangsa dalam memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan masyarakat.

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.