Rabu, 05 Mar 2025, 17:58 WIB

Ini yang Dibutuhkan Warga Terdampak Banjir di Jaktim

Warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur terus melakukan bersih-bersih lumpur dan sampah, Rabu (5/3).

Foto: ANTARA/Siti Nurhaliza.

JAKARTA - Warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur mengaku sangat membutuhkan petugas dan alat kebersihan tambahan untuk mempercepat proses bersih-bersih lumpur dan sampah pascabencana banjir.

"Iya kami sudah bersih-bersih lumpur dan sampah dari pagi tadi, dan memang kesulitannya di perlengkapan kebersihan. Bantuan personel juga kami sangat butuh karena petugas BPBD dan pemerintah juga terbatas," kata Ketua RT 12/RW 04, Rukimah (53) saat ditemui di lokasi, Jakarta Timur, Rabu.

Rukimah menyebut, warga di Kebon Pala ini harus secara bergantian membersihkan rumah dan jalanan karena alat kebersihan yang terbatas.

Oleh karena itu, dia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bisa membantu memberikan alat kebersihan seperti kerukan lumpur, semprotan, dan lain sebagainya.

"Ya kami berharapnya untuk kebutuhan bersih-bersih saat ini. Karena warga memang kalau bersih-bersih kan alatnya harus gantian kalau ga ada, kalau pemerintah mau bantu kan jadi warga punya satu-satu jadinya lebih cepat bersihnya," jelas Rukimah.

Sementara itu, warga Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jatinegara Endang (53) mengaku kesulitan ketika membersihkan sampah dan lumpur di dalam rumahnya sisa banjir akibat luapan Kali Ciliwung.

Sulitnya proses bersih-bersih karena dirinya tak memperoleh air bersih setelah pasokan air dari PAM Jaya serta listrik dihentikan ketika banjir. Akibatnya, dirinya terpaksa membersihkan rumahnya menggunakan air sisa banjir yang ada di depan rumahnya.

"Pakai air dari sisa air banjir karena kan air (bersih) enggak ada, air ledeng enggak keluar, belom nyala," kata Endang.

Endang mengaku sudah membersihkan rumahnya sejak pukul 03.00 WIB ketika air banjir perlahan-lahan mulai surut. Listrik di rumahnya juga belum menyala, sehingga tak bisa melakukan banyak aktivitas

"Kalau banjir tinggi, baru listrik mati," ucap Endang.

Endang menjelaskan, sejumlah barang miliknya seperti kompor juga rusak akibat banjir.

"Itu kompor kan kena air, karena tidak keburu kompor gasnya (dinaikin), kalo gasnya saya buru-buru saya letakkan ke atas, sempit. Makanya, saya pindahkan barang semua," jelas Endang.

Redaktur: -

Penulis: Alfred, Antara

Tag Terkait:

Bagikan: