Ini Konsep Tiga Paslon Cagub-Cawagub DKI yang Berjanji Akan Menata Ulang Wilayah Padat Penduduk
Suasana gedung bertingkat di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Foto: ANTARA/Galih PradiptaJakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil berencana menata ulang permukiman padat penduduk yang sudah dikonsep dalam sebuah program tanpa menggusur.
"Nanti ada konsep yang mengatasi kekumuhan tidak harus selalu menggusur ya, bisa kita tata ulang dan warga tetap tinggal di tempatnya semula," kata Ridwan di Kelurahan Susukan, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (9/11).
Ridwan Kamil menginginkan wilayah padat penduduk menjadi lebih manusiawi saat dihuni.
"Saya sudah mengamati beberapa wilayah yang padat. Nanti ditata ulang dengan keilmuan arsitektur. Mudah-mudahan akan lebih manusiawi," katanya.
Sedangkan Calon Gubernur Jakarta 2024 nomor urut 2, Dharma Pongrekun berjanji mendesain ulang tata kota Jakarta agar mampu menciptakan perubahan iklim yang lebih baik lagi.
"Tata kota yang ada saat ini, menghambat penyerapan polusi," kata Dharma Pongrekun di Jakarta, Jumat (8/11).
Setelah adanya pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) membuat pihaknya bisa mendesain ulang tata kota.
Dia mencontohkan, saat ini pepohonan sedang dibudayakan kembali membentuk hutan kota yang akan membuat terjadinya pengurangan emisi.
Rencana penataan ulang permukiman padat penduduk juga pernah disampaikan Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung saat blusukan.
"Hampir semua daerah yang padat penduduk, ada tempat-tempat yang selalu tidak bisa melihat matahari dan MCK-nya menyedihkan," kata Pramono di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Kamis (10/10).
Pramono menegaskan rumah-rumah di kawasan itu harus dilakukan penataan ulang kembali.
"Seperti kemarin di Tanah Abang itu sudah lebih dari 30 tahun karena sudah tertimbun, nggak pernah dikeruk, udah mampet. Nah harusnya dikeruk," ujarnya.
Mengenai hal itu, pengamat arsitektur dan tata kota, Teguh Aryanto mengatakan penataan ulang wilayah padat penduduk seharusnya tidak dilakukan dengan cara menggusur.
"Penataan kawasan kumuh haruslah tidak dengan konsep menggusur. Menggusur atau memindahkan adalah jalan terakhir," ujar Teguh saat dihubungi.
Teguh menambahkan perlunya membuat rumah dan lingkungan yang sehat dalam penataan tata kota.
Karena itu, Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta itu juga meminta gubernur Jakarta terpilih melibatkan warga setempat dalam proses mendesain bangunan baru di lingkungan tempat tinggal mereka.
- Baca Juga: 8 Pompa Stationer Rusak
- Baca Juga: Uji Kompetensi Cari Talenta Terbaik untuk Posisi Kunci
Menurut dia, adanya desain yang terbentuk dari keterlibatan warga maka tidak akan mencabut budaya atau kebiasaan warga. "Desainnya harus datang dari warga dengan, arsitek hanya mendampingi," ujarnya.
Berita Trending
- 1 Mitra Strategis IKN, Tata Kelola Wisata Samarinda Diperkuat
- 2 Semoga Hasilkan Aksi Nyata, Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 Akan Dimulai di Azerbaijan
- 3 Kepala OIKN Sudah Dilantik, DPR Harap Pembangunan IKN Lebih Cepat
- 4 Keren! Petugas Transjakarta Tampil Beda di Hari Pahlawan
- 5 Empat Paslon Adu Ide dan Pemikiran pada Debat Perdana Pilgub Jabar