Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Ini Bahaya Sindrom Kekurangan Energi Relatif dalam Olahraga

Foto : The Conversation/Shutterstock

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Kondisi ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan yang berkepanjangan antara asupan makanan dan pengeluaran energi.

Daniel Sanjuán Sánchez, Universidad San Jorge

Mencapai performa yang optimal adalah tujuan dari banyak atlet. Namun, ada musuh diam yang dapat merusak upaya mereka dan bahkan membahayakan kesehatan mereka: sindrom kekurangan energi relatif dalam olahraga (relative energy deficiency syndrom, juga dikenal sebagai RED-S). Penderitanya dapat menjadi sangat fokus untuk mencapai tujuan mereka sehingga mereka melewatkan tanda-tanda peringatan.

Seperti namanya, kondisi ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan yang berkepanjangan antara asupan makanan dan pengeluaran energi. Dengan kata lain, atlet tidak mengonsumsi kalori yang cukup untuk mendukung tuntutan aktivitasnya. Kekurangan ini mungkin disebabkan oleh pembatasan diet secara sukarela, asupan yang tidak mencukupi, atau peningkatan pengeluaran energi karena latihan.

Selain itu, RED-S memengaruhi semua tingkat dan disiplin ilmu: dapat mempengaruhi antara 15% dan 80% praktisi tergantung pada jenis olahraganya.

Konsekuensi relative energy deficiency
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top