Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 05 Feb 2025, 01:00 WIB

Inflasi Zona Euro Naik Lagi, Sentuh 2,5 Persen di Awal 2025

Pekan lalu, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sebagai respons terhadap data ekonomi yang lesu di zona euro.

Foto: istimewa

Brussel – Pada Januari 2025, inflasi di zona euro mengalami peningkatan untuk bulan keempat berturut-turut, mencapai 2,5%. Kenaikan ini terutama dipicu oleh lonjakan harga energi, yang menjadi faktor dominan dalam tren inflasi saat ini.

"Inflasi naik dari 2,4 persen menjadi 2,5 persen pada Januari, menandai kenaikan keempat kalinya secara berturut-turut untuk zona euro," ujar Bert Colijn, kepala ekonom ING dari Belanda pada Senin (3/2).

Meskipun terjadi peningkatan inflasi, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan melanjutkan kebijakan penurunan suku bunga pada Maret mendatang. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lemah dan kekhawatiran akan potensi perang dagang yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi kawasan. Namun, beberapa indikator, seperti penurunan inflasi di sektor jasa, memberikan sedikit ruang bagi ECB untuk manuver kebijakan.


Sektor jasa diperkirakan akan membukukan tingkat inflasi tahunan tertinggi sebesar 3,9 persen, turun dari 4 persen pada bulan sebelumnya. Inflasi untuk makanan, alkohol, dan tembakau mencapai 2,3 persen, lebih rendah dibandingkan 2,6 persen pada Desember.


Harga energi mengalami lonjakan yang signifikan dalam inflasi tahunan, naik dari 0,1 persen pada Desember menjadi 1,8 persen pada Januari, sementara inflasi barang industri nonenergi tetap tidak berubah di angka 0,5 persen.


Di antara negara-negara zona euro, Kroasia mencatatkan tingkat inflasi tertinggi sebesar 5 persen, diikuti oleh Belgia di angka 4,4 persen dan Slovakia 4,1 persen.



Meski tingkat inflasi diperkirakan akan melambat sepanjang tahun ini, Colijn memperingatkan bahwa risiko-risiko masih tetap ada, termasuk kenaikan biaya energi dan potensi perselisihan tarif antara Amerika Serikat dan UE.

Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk memberlakukan tarif 25% pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko, serta 10% pada produk dari Uni Eropa dan Tiongkok, menambah lapisan kompleksitas terhadap prospek ekonomi zona euro. Langkah ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi kawasan dan menambah tekanan inflasi.

Pangkas Suku Bunga

Pekan lalu, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sebagai respons terhadap data ekonomi yang lesu di zona euro.

"Keputusan ini didasarkan pada penilaian terbaru mengenai proyeksi inflasi, dinamika inflasi yang mendasari, dan kekuatan penyebaran kebijakan moneter," kata ECB.

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.