
Impor Kedelai Gerus Devisa

Menurutnya, ini alasan klasik yang terus berulang sepanjang tahun. Bahwa alasan utama melakukan impor karena tingginya harga komoditas termasuk kedelai, lantas cara mudahnya dengan impor.
"Upaya terbesar untuk mengendalikan importasi dengan kemampuan produksi dan manajemen stok terlihat dari jaman dulu hingga sekarang belum mampu menjadikan negara ini berdaulat terhadap komoditas pangan," tutur Akmal.
Legislator Dapil Sulawesi Selatan II ini selanjutnya berharap pengendalian harga kedelai dapat di bawah 10.000 rupiah sehingga pengrajin tahu dan tempe dapat terus beraktivitas untuk memenuhi protein nabati masyarakat Indonesia.
"Ke depannya, saya minta mulai dari Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Bulog, ID Food, mampu mengelola pangan strategis, baik dari produksi, stok, hingga tata niaganya yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia keseluruhan," tukas Andi Akmal.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya