IMF Minta Negara-negara Prioritaskan Perangi Inflasi
"Sukses dari waktu ke waktu (dalam menurunkan harga) akan bermanfaat bagi pertumbuhan global, tetapi beberapa kesulitan untuk mencapai kesuksesan itu bisa menjadi harga yang harus dibayar," kata Georgieva, saat IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2022 sebesar 0,8 poin persentase menjadi 2,9 persen.
Georgieva mengatakan IMF percaya Amerika Serikat dapat lolos dari resesi, tetapi memperingatkan bahwa prospek itu memiliki risiko penurunan "signifikan".
Pengamat Ekonomi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Aloysius Gunadi Brata, yang diminta pendapatnya mengatakan inflasi yang tinggi tentu memberatkan konsumsi sementara pertumbuhan ekonomi memang potensial membawa inflasi. Maka, makin cepat ekonomi tumbuh, risiko inflasi juga meninggi. "Ini tipikal umum yang diyakini. Bila inflasi tinggi dan berlangsung lama, biaya dan risiko jangka panjangnya akan lebih berat. Dengan kerangka ini, inflasi ditekan dengan membatasi pertumbuhan ekonomi," kata Gunadi.
Dalam kondisi yang kritis, jelasnya, mungkin sampai pada sengaja membiarkan pertumbuhan ekonomi menjadi negatif selama beberapa waktu atau terjadi resesi.
Namun, resesi membawa implikasi menyakitkan juga bagi masyarakat. Bagi negara dengan tingkat kesejahteraan yang sudah tinggi, strategi ini mungkin bisa diterima. Tetapi akan menjadi sangat berat bagi negara-negara dengan ekonomi di lapis tengah ke bawah.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya