Ilmuwan Temukan Air dalam Manik-manik Kaca di Bulan
Foto: AFPPARIS - Para ilmuwan pada Senin (27/3) mengatakan bahwa mereka telah menemukan air di dalam manik-manik kaca kecil yang tersebar di Bulan, yang menunjukkan bahwa suatu hari air itu dapat diekstraksi dan digunakan oleh para penjelajah masa depan.
Bulan sudah lama diyakini kering, tetapi selama beberapa dekade terakhir beberapa misi telah menunjukkan ada air baik di permukaan maupun yang terperangkap di dalam mineral.
Mahesh Anand, seorang profesor ilmu planet dan eksplorasi di Universitas Terbuka Inggris, mengatakan kepada AFP bahwa molekul air dapat terlihat melompat di atas permukaan Bulan ketika hari cerah.
"Tapi kami tidak tahu persis dari mana asalnya," kata Anand, salah satu penulis studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.
Studi yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Chinese Academy of Sciences, mengatakan bahwa manik-manik kaca mungkin merupakan reservoir dominan yang terlibat dalam siklus air permukaan Bulan.
Tim ilmuwan itu memoles dan menganalisis 117 manik-manik kaca yang diambil oleh pesawat luar angkasa Tiongkok, Chang'e-5, pada Desember 2020 dan dibawa kembali ke Bumi.
Manik-manik tersebut dibentuk oleh meteorit kecil yang membombardir permukaan Bulan, yang tidak memiliki perlindungan atmosfer. Panas tumbukan melelehkan bahan permukaan, yang mendingin menjadi manik-manik kaca bundar selebar sehelai rambut.
Selain menemukan air di manik-manik, para ilmuwan mendeteksi "tanda matahari," kata Anand. Dalam penyelidikan lebih lanjut, mereka juga menentukan bahwa hidrogen yang diperlukan untuk membentuk air berasal dari angin Matahari, yang menyapu partikel bermuatan di seluruh tata surya.
Sumber Air Berkelanjutan?
Bahan lain untuk air, oksigen, membentuk hampir setengah dari bulan, meski terperangkap di bebatuan dan mineral.
"Ini berarti bahwa angin Matahari dapat memberikan kontribusi yang sama terhadap air di benda lain di tata surya yang tidak memiliki atmosfer, seperti Merkurius atau asteroid," kata Anand.
Manik-manik kaca dapat membentuk sekitar tiga hingga lima persen dari tanah Bulan, menurut penelitian tersebut.
"Perhitungan secara kasar menunjukkan bahwa mungkin ada sekitar sepertiga dari satu triliun ton air di dalam semua manik-manik kaca Bulan. Dan hanya membutuhkan panas ringan sekitar 100 derajat Celsius untuk membebaskan air dari manik-manik ini," kata Anand.
Sementara lebih banyak penelitian diperlukan, dia mengatakan bahwa memanaskan dan memproses bahan-bahan ini dapat memasok air bagi penjelajah masa depan, atau bahkan oksigen, untuk membantu mereka mencari dunia lain dengan cara yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Pengiriman robot pengebor oleh Badan Antariksa Eropa yang dijadwalkan diluncurkan ke Bulan pada tahun 2025, bisa menjadi yang pertama dapat mengumpulkan dan mengekstrak air dari manik-manik itu, kata Anand.
Sedangkan misi Viper NASA, yang direncanakan akan diluncurkan akhir tahun depan, akan menuju ke Kutub Selatan Bulan untuk menganalisis air es.Dan di tahun-tahun mendatang, misi Artemis NASA berencana mengembalikan manusia ke permukaan Bulan untuk pertama kalinya sejak 1972. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 4 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
- 5 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
Berita Terkini
- PHE Capai Produksi Migas 1,046 Juta Barel Setara Minyak per Hari
- Dorong Penyediaan EBT, KCE Kampanyekan Energizing Growth with Renewable Energy
- DKI Terus Kampanyekan Setop BAB Sembarangan Kepada Warga
- Wamen PPPA Tinjau RPTRA Garuda Cilangkap untuk Menjadi Role Model
- Empat Penumpang Pesawat Trigana Air Tujuan Wamena Terluka