Sabtu, 14 Des 2024, 09:01 WIB

IKJ Luncurkan Pusat Budaya Betawi Berbasis Website dan Jurnal

Acara peluncuran Website Pusat Studi Budaya Betawi dan Jurnal Betawi di Auditorium IKJ, Jakarta Pusat, Kamis (12/12).

Foto: NTARA/Yamsyina Hawnan

JAKARTA - Institut Kesenian Jakarta (IKJ) meluncurkan Pusat Studi Budaya Betawi berbasis situs web beserta jurnal Betawi sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan budaya khas Jakarta itu.

"Pusat Studi Budaya Betawi yang diluncurkan pada hari ini merupakan bagian penting dari upaya IKJ dalam melaksanakan peran pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," kata Rektor IKJ M. Syamsul Maarif di Auditorium IKJ, Jakarta Pusat, Kamis (12/12).

Syamsul menegaskan, pusat studi ini tidak hanya akan berfokus pada aspek kedaerahan, tetapi juga menjadi bagian dari visi besar IKJ untuk mengembangkan penelitian maupun bidang studi seni lainnya.

Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi berbagai pihak untuk lebih peduli terhadap pelestarian budaya. Pihaknya juga ingin memperkenalkan budaya Betawi ke kancah internasional.

“Pusat studi ini diharapkan menjadi wadah bertukar pikiran bagi dosen, mahasiswa, peneliti dan seniman demi kemajuan seni di Jakarta," katanya.

Wakil Rektor III IKJ Madia Patra Ismar mengungkapkan penerbitan Jurnal Betawi merupakan hasil dari proses panjang yang melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi dan praktisi seni.

"Website pusat budaya serta Jurnal Betawi ini tentu tidak akan terwujud tanpa bantuan rekan akademisi saya yang bersama-sama meneliti dan bantuan dari pihak-pihak yang satu tujuan, yaitu melestarikan budaya Betawi," katanya.

Wanita yang akrab disapa Dira itu menjelaskan, Jurnal Betawi telah dilengkapi dengan sistem Open Journal System (OCS) sehingga dapat diakses secara digital.

Beberapa tema yang diangkat dalam jurnal ini meliputi rumah tradisional Betawi, perkembangan kebaya Betawi hingga revitalisasi permainan tradisional Betawi.

Selain itu, ada tema mengenai rumah tradisional di Kebon Jahe yang berusia lebih dari 100 tahun serta perkembangan kebaya Betawi sebagai wujud akulturasi budaya.

Ada pula kajian tentang ondel-ondel yang kini berkembang menjadi karya seni bernilai ekonomi tinggi.

Dira menyoroti pentingnya upaya dokumentasi budaya Betawi baik cetak maupun digital. Ia pun menargetkan bisa memperkenalkan budaya Betawi sebagai muatan lokal di sekolah.

"Kami dalam target jangka panjang ingin memperkenalkan budaya Betawi ke dalam muatan lokal sekolah-sekolah sebagai bagian dari pendidikan budaya sejak dini," katanya.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: