Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

IFRC dan USAID Ingatkan Bahaya Panas Ekstrem

Foto : AFP/FABRICE COFFRINI

Sekjen IFRC, Jagan Chapagain

A   A   A   Pengaturan Font

Jelang datangnya musim panas, dua organisasi kemanusiaan ternama dunia mewanti-wanti  bahaya cuaca panas ekstrem yang mematikan

WASHINGTON DC - Cuaca panas ekstrem adalah salah satu persoalan paling mematikan terkait perubahan iklim, meskipun hanya mendapat sedikit perhatian saja dibanding dampak lain yang lebih terasa, seperti badai atau banjir, ungkap dua organisasi kemanusiaan ternama dunia pada Kamis (28/3).

Tahun 2023 adalah yang tahun menurut catatan sejarah, dengan suhu yang naik berdampak khususnya terhadap populasi paling rentan, mencakup orang berusia lanjut, pekerja di luar ruangan dan mereka yang tidak memiliki akses terhadap sistem pendingin seperti penyejuk udara.

Organisasi Palang Merah dan Lembaga Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional (USAID) menyampaikan peringatan mereka terhadap "pembunuh tidak terlihat" dari suhu panas ekstrem dalam sebuah KTT daring, setelah AS mengakhiri musim dingin paling hangat dalam catatan sejarahnya.

"Kami mengajak pemerintah, masyarakat sipil, anak muda dan semua pemangku kepentingan untuk mengambil langkah nyata di seluruh dunia untuk membantu persiapan negara-negara dan komunitas menghadapi cuaca panas ekstrem," kata Jagan Chapagain, Sekretaris Jenderal Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC).

Sedangkan ketua USAID, Samantha Power, memperingatkan bahwa di AS, suhu panas sudah lebih mematikan dibanding kombinasi badai, banjir dan tornado.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top