Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Idul Fitri, Mudik Rohani

Foto : koran jakarta/ ones
A   A   A   Pengaturan Font

Idul Fitri adalah kisah perjalanan pulang menuju fitrah kemanusiaan. Berkelana di belantara dunia yang penuh karut-marut dan cenderung mencipta kegundahan, Idul Fitri momentum kembali pada karakter dasar manusia, tanpa embel-embel identitas duniawi berbeda-beda yang kadang memecah belah dan dapat mengerdilkan nilai kemanusiaan.

Idul Fitri berarti "kembali ke asal." Maksudnya asal penciptaan di mana manusia terlahir suci. Dalam Islam diyakini, fitrah manusia adalah naluri beragama (agama tauhid) dengan kecenderungan kebaikan yang menenteramkan. Fitrah manusia yang cenderung pada kebaikan identik dengan pengakuan akan adanya nilai moral universal dalam konteks peradaban.

Nilai-nilai yang sama dalam semua kebudayaan ini, dalam ungkapan James Rachels (2004: 60) adalah aturan moral yang diperlukan untuk menjamin kelestarian masyarakat. Dalam perjalanannya, fitrah kemanusiaan seperti fitrah keimanan yang sifatnya mendasar, dapat tercederai oleh kehidupan duniawi dengan berbagai godaannya.

Perbuatan-perbuatan buruk yang kadang bercampur dengan asumsi atau cara pandang kurang jernih, sekecil apa pun, lambat laun dapat menutupi potensi suci manusia yang cenderung pada kebajikan. Ini bisa membuat layu keimanan dan fitrahnya. Perjuangan untuk menjaga dan perjalanan untuk meraih kembali fitrah tidaklah mudah.

Imam Jamal Rahman (2013: 174-176), praktisi dan ahli spiritualitas lintas agama dari Amerika, mencatat bahwa umat beragama kadang gagal merawat fitrah kemanusiaan karena kungkungan ego. Wujudnya dapat berupa bias dan eksklusivitas kelembagaan serta perasaan superioritas moral atas kelompok lain.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top