Houthi Serang Kapal Dagang AS dengan Rudal di Laut Merah
Kelompok Houthi saat menyerang kapal kargo di Laut Merah.
Foto: ANSARULLAH MEDIA CENTRE/AFPWASHINGTON - Kelompok Houthi dari Yaman, pada Senin (15/1), menyerang kapal komersial milik Amerika Serikat (AS) dengan rudal balistik anti-kapal. Ini sekaligus menggarisbawahi peringatan bahwa jalur perdagangan terpenting di dunia ini masih terlalu berisiko untuk navigasi.
"Kapal dengan bendera Kepulauan Marshall, Gibraltar Eagle, diserang sekitar pukul 16.00 waktu setempat di Teluk Aden. Tidak ada yang terluka, dan kapal tersebut terhindar dari kerusakan parah dan melanjutkan perjalanannya," kata Komando Pusat Amerika Serikat di platform media sosial X.
Dikutip dari The Straits Times, serangan tersebut menggarisbawahi peringatan dari AS bahwa kapal-kapal harus menjauhi Laut Merah.
Departemen Perhubungan negara itu pada Senin juga mengeluarkan peringatan kepada kapal dagang AS, meminta mereka untuk menghindari kawasan tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Pasukan AS dan Inggris melakukan pengeboman pada sasaran-sasaran di Yaman selama beberapa hari terakhir setelah berbulan-bulan serangan terhadap kapal-kapal komersial oleh kelompok Houthi, yang menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel.
Serangan Berlanjut
Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru ini, dan juru bicara mereka, Yahya Saree, mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa mereka akan menargetkan kapal dan kapal perang AS dan Inggris. "Serangan akan terus berlanjut selama Israel melanjutkan serangannya di Gaza," katanya.
Israel telah berjanji menghancurkan Hamas, yang menguasai Gaza dan telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa, sejak para pejuangnya membunuh 1.200 orang dalam serangan pada 7 Oktober.
Kelompok Houthi memulai serangan mereka pada bulan November, tidak lama setelah pasukan Israel pindah ke Gaza.
Operator Gibraltar Eagle, Eagle Bulk Shipping, membenarkan kapal tersebut terkena proyektil dan mengalami kerusakan terbatas pada ruang kargo sebelum berlayar dari daerah tersebut. Pengiriman Gibraltar membawa produk baja.
Peringatan navigasi, yang diunggah di LinkedIn oleh asosiasi pelayaran internasional terbesar di dunia, Bimco, mengutip saran dari Komando Pusat Angkatan Laut AS.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa ketidakstabilan yang terjadi saat ini dapat berlangsung selama beberapa waktu. "Pasukan koalisi dan Bimco terus merekomendasikan perusahaan pelayaran untuk mempertimbangkan menghindari operasi pelayaran di wilayah tersebut," kata kelompok perdagangan tersebut.
Kantor berita Saba melaporkan, pemerintah Yaman mengkritik serangan Houthi dan menyerukan agar kelompok tersebut ditetapkan sebagai organisasi teroris, dengan mengatakan mereka memanipulasi penderitaan rakyat Palestina untuk agenda mereka sendiri.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Satu Dekade Transformasi, BPJS Ketenagakerjaan Torehkan Capaian Positif
- 2 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 3 Pengamat: Rendahnya Pengetahuan Masyarakat Dieksploitasi "Pemain" Judol
- 4 KPI Minta Siaran Lagu ‘Indonesia Raya’ di Televisi dan Radio Digalakkan
- 5 Ini Sejumlah Kebijakan untuk Pengaturan Mobilitas Natal dan Tahun Baru
Berita Terkini
- Tegaskan Komitmen Dekarbonisasi, Kemenperin Gaungkan Penguatan Ekosistem Industri Hijau pada AIGIS ke-2 Mendatang
- SPAM Regional Jatiluhur I Penuhi Air Minum Berkualitas untuk 1,9 Juta Masyarakat
- Tak Perlu Khawatir, PLN EPI Jamin Kehandalan Listrik Pada Perayaan Natal dan Malam Pergantian Tahun
- Real Madrid Masih yang Terbaik dari Ajang Fifa Award 2024
- Antetokounmpo Bawa Bucks Juara NBA Cup