Hentikan Impor Pangan
Pemerintah harus serius mengurangi impor pangan dan mendorong kebijakan untuk swasembada pangan jika ingin terhindari dari risiko krisis pangan.
JAKARTA - Ketegangan geopolitik berkepanjangan membawa banyak negara ke dalam tubir krisis pangan. Selain kolaborasi, cara lain mencegah krisis pangan dengan mengurangi kebergantungan impor pangan. Saat ini, sejumlah pangan pokok kita bersumber dari impor.
Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti, mengatakan krisis pangan memang mungkin terjadi karena supply shock atau gangguan suplai, yakni kondisi keterbatasan suplai. Hal itu terjadi karena sejumlah faktor global, meliputi efek pandemi Covid belum usai, kondisi konflik geopolitik Ukraina dan Russia, serta perubahan iklim.
Dari dalam negeri, faktor pemicunya meliputi kebergantungan impor pangan, kebijakan yang tidak serius mengatasi problem sektor pertanian seperti masalah pupuk, kurangnya bimbingan teknis, kurang teknologi pertanian, skill petani kurang, harga jual pada saat panen rendah, dan lain sebagainya.
"Kita bisa terhindar dari krisis pangan apabila pemerintah serius untuk mengurangi impor pangan dan mendorong kebijakan untuk swasembada pangan," tegasnya pada Koran Jakarta, Senin (12/6).
Faktor penting lainnya, terang Esther, mendorong kolaborasi antara pemerintah, petani, swasta, dan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat untuk bersama sama mendorong swasembada pangan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya