Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 02 Des 2024, 02:40 WIB

Hebat! Tiongkok Selesaikan Proyek Penghijauan Gurun Seluas 30 Juta Hektare

Seorang pria naik sepeda diantara pepohonan yang baru ditanam di kawasan tandus Tiongkok tak jauh dari Beijing. Proyek penghijauan ini dimaksudkan untuk melindungi ibu kota Tiongkok saat terjadi badai pasir di wilayah gurun.

Foto: AFP/Stephen SHAVER

BEIJING - Tiongkok telah menyelesaikan kampanye selama 46 tahun untuk mengelilingi gurun terbesarnya dengan pepohonan (sabuk hijau), bagian dari upaya nasional untuk mengakhiri penggurunan dan mengekang badai pasir yang melanda sebagian negara itu selama musim semi, media pemerintah melaporkan pada Jumat (29/11) pekan lalu.

"Sabuk hijau sepanjang sekitar 3.000 kilometer di sekitar Taklamakan telah rampung pada tanggal 28 November di wilayah barat laut Xinjiang, setelah para pekerja menanam 100 juta pohon terakhir di tepi selatan gurun,” lapor kanroe berita People's Daily.

Upaya Tiongkok untuk menutup gurun dengan pepohonan dimulai pada tahun 1978 dengan peluncuran proyek Three-North Shelterbelt atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tembok Hijau Besar. Proyek ambisius ini menargetkan penanaman pohon di lahan seluas lebih dari 30 juta hektare.

Penanaman pohon di wilayah kering di barat laut telah membantu meningkatkan total tutupan hutan di Tiongkok hingga di atas 25 persen pada akhir tahun lalu, naik dari sekitar 10 persen pada tahun 1949. Tutupan hutan di Xinjiang sendiri telah meningkat dari 1 persen menjadi 5 persen dalam 40 tahun terakhir, kata People's Daily.

Proyek sabuk pelindung ini melibatkan eksperimen selama puluhan tahun dengan berbagai spesies pohon dan tanaman untuk menentukan mana yang paling kuat.

Para kritikus mengatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup seringkali rendah, dan hal itu tidak efektif dalam mengurangi badai pasir, yang rutin mencapai ibu kota Beijing.

“Tiongkok akan terus menanam tumbuhan dan pepohonan di sepanjang tepian Taklamakan untuk memastikan penggurunan tetap terkendali,” kata Zhu Lidong, pejabat kehutanan Xinjiang, dalam jumpa pers di Beijing pada tanggal 25 November lalu.

Zhu mengatakan bahwa hutan poplar di tepi utara gurun akan dipulihkan melalui pengalihan air banjir, dan para pejabat juga merencanakan jaringan hutan baru untuk melindungi lahan pertanian dan kebun buah-buahan di tepi barat.

Meskipun Tiongkok berupaya menanam pohon, 26,8 persen dari total lahannya masih tergolong tanah terlantar, menurut data resmi dari biro kehutanan, turun sedikit dari 27,2 persen satu dekade lalu.

Perundingan PBB

Sementara itu dari Riyadh dilaporkan bahwa Arab Saudi akan menjadi tuan rumah perundingan PBB tentang kekeringan dan penggurunan.

“Arab Saudi akan menjadi tuan rumah konferensi PBB COP16 tentang degradasi lahan dan penggurunan mulai 2 Desember,” lapor kantor berita AFP, Minggu (1/12).

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut bahwa pertemuan Konvensi PBB untuk Memerangi Penggurunan (UNCCD) merupakan momen yang sangat penting untuk melindungi dan memulihkan lahan serta menanggulangi kekeringan.

Masalah penggurunan merupakan isu yang dekat dengan kerajaan Teluk, yang memiliki salah satu gurun terluas di planet ini. "Kami adalah negara gurun. Kami menghadapi bentuk degradasi lahan yang paling parah yaitu penggurunan," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup Arab Saudi, Osama Ibrahim.

Degradasi lahan mengganggu ekosistem dan membuat lahan kurang produktif untuk pertanian, yang menyebabkan kekurangan pangan dan memacu migrasi. Lahan dianggap terdegradasi jika produktivitasnya terganggu akibat aktivitas manusia seperti polusi atau penggundulan hutan. Penggurunan sendiri merupakan bentuk degradasi yang ekstrem. ST/AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.