![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Hasil Studi Terbaru: Bunga Rafflesia Terancam Punah
Petugas mengukur bunga Rafflesia Arnoldi yang sedang mekar di pusat konservasi bunga Rafflesia Arnoldi, di Pematang Kota Agung Utara, beberapa waktu lalu. Rafflesia hidup pada tanaman merambat tropis di seluruh Asia Tenggara.
Foto: PERDIANSYAH / AFPBANGKOK - Hasil studi oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam yang dirilis pada Rabu (20/9) menunjukkan sebagian besar spesies bunga Rafflesia, yang telah lama menarik perhatian karena kelopak bunga merahnya yang sangat besar, kini terancam punah.
Dikutip dari The Straits Times, Rafflesia sebenarnya adalah parasit, dan hidup pada tanaman merambat tropis di seluruh Asia Tenggara, menghasilkan bunga yang termasuk yang terbesar di dunia.
Tanaman ini seperti teka-teki, dengan bunganya yang muncul secara tidak terduga, dan para ahli botani hanya mempunyai keberhasilan yang terbatas dalam membiakkan di luar lingkungan alaminya.
- Baca Juga: Pyongyang Hapus Korsel dalam Peta Baru Korut
- Baca Juga: Bulan Januari 2025 Pecahkan Rekor Suhu Global
"Salah satu spesies bunga itu saat ini diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah," kata Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.
Untuk lebih memahami tumbuhan ini dan status konservasinya, sekelompok ahli botani internasional meneliti 42 spesies Rafflesia yang diketahui dan habitatnya, terutama Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Mereka mengatakan berdasarkan hilangnya habitat hutan secara cepat serta kurangnya strategi konservasi dan rencana perlindungan, tanaman ini menghadapi risiko yang jauh lebih besar dibandingkan yang diketahui sebelumnya.
"Kami memperkirakan 60 persen spesies Rafflesia menghadapi risiko kepunahan yang parah," tulis para peneliti dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Plants, People, Planet.
Lebih Banyak Penelitian
Studi tersebut juga melaporkan beberapa spesies berisiko punah bahkan sebelum mereka diketahui ilmu pengetahuan, mendesak lebih banyak penelitian terhadap tanaman yang tidak biasa ini.
"Kita sangat membutuhkan pendekatan gabungan dan lintas wilayah untuk menyelamatkan beberapa bunga paling menakjubkan di dunia, yang sebagian besar kini berada di ambang kepunahan," kata Chris Thorogood, wakil direktur Kebun Raya dan Kebun Raya Universitas Oxford, yang menjadi penulis utama studi.
Penelitian menunjukkan tanaman ini diyakini tumbuh di wilayah yang terbatas sehingga sangat rentan terhadap perusakan habitat.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 4 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 5 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
Berita Terkini
-
Anak Angelina Jolie Tak Satu Pun Tertarik pada Dunia Film
-
Ini Lima Kunci Sukses Iklan Video di YouTube
-
TNI AD Perkenalkan Kapal Penarik Sampah di Forum Bali Ocean Days
-
Untuk Warga Jakarta Barat, Di sini Tempat Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Trafik Komunikasi XL Axiata Diprediksi Melonjak 40 Persen pada Perayaan Cap Go Meh