Harga Sampah Terjun, Ekonomi Pemulung Hancur
Kondisi pemulung sampah terpuruk.
BEKASI - Pemulung menjerit, mati suri ekonominya. Harga sampah pungutan terjun bebas, ekonomi pemulung hancur berantakan. Hidupnya seakan kandas. Situasi yang amat menyedihkan menjelang Pemilu Presiden 2024.
"Tragedi harga-harga sampah pungutan juga jatuh ketika menjelang Pemilu Presiden 2019. Penyebabnya ketika itu Indonesia diserbu sampah impor dari berbagai negara industri maju," kata Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas), Bagong Suyoto dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, Rabu (26/7).
Pada 5-20 Juli 2023 Tim Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI), Koalisi Persampahan Indonesia (KPNas), Yayasan Pendidikan Lingkungan Hidup dan Persampahan Indonesia (YPLHPI), Yayasan Kajian Sampah Nasional (YKSN) dan mahasiswa Centre for Indonesian Medical Students' Activities Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CIMSA FKUI) melakukan kajian cepat tentang kondisi permasalahan kesehatan dan ekonomi pemulung.
"Kami mendapat informasi objektif berkaitan dengan sulitnya kehidupan pemulung dan pelapak belakangan ini disebabkan harga-harga sampah pungutan terjun bebas," kata Bagong.
Sudah tujuh bulan, tambah dia, sejak Januari 2023 harga-harga pungutan sampah pemulung terjun bebas di sekitar TPST Bantargebang dan TPA Sumurbatu, Kota Bekasi dan TPA Burangkeng Kabupaten Bekasi. Ini juga dialami di beberapa tempat di Jakarta. Dampaknya sangat dirasakan pemulung miksin, yang kini semakin miskin. Biasanya penghasilan pemulung bisa 100-150 ribu rupiah per hari, kini tinggal 60-70 ribu rupiah per hari.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya