Harga Pangan Melonjak, Inflasi Inggris Tembus Level Tertinggi dalam 40 tahun
Seseorang membeli produk dari kios pasar buah dan sayur di pusat kota London, Inggris, pada 19 Agustus 2022.
Foto: REUTERS/Henry NichollsLonjakan terbesar dalam harga pangan sejak 1980 mendorong inflasi Inggris kembali ke angka dua digit dan menyamai rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Mengutip Kantor Statistik Nasional, Reuters melaporkan indeks harga konsumen (CPI) meningkat 10,1 persen secara tahunan di bulan September. Harga makanan dan minuman non-alkohol adalah pendorong terbesar inflasi pada bulan September karena naik sebesar 14,5 persen, lonjakan terbesar sejak April 1980 menurut perkiraan model historis CPI.
Mata uang Inggris, Poundsterling juga tergelincir di bawah 1,13 dolar AS dan urun 0,2 persen pada hari ini.
Angka-angka tersebut menunjukkan lingkungan yang sulit bagi rumah tangga Inggris, terutama mereka yang berpenghasilan rendah, yang menghadapi ketidakpastian baru tentang sejauh mana dukungan keuangan yang tersedia bagi mereka setelah pergantian pemerintah baru-baru ini.
Reuters menuturkan banyak rumah tangga menghadapi kenaikan biaya sebagai akibat langsung dari kejatuhan pasar keuangan dari agenda pertumbuhan ekonomi Perdana Menteri Liz Truss.
Pada 23 September lalu, Truss dan mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng mengumumkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan selama beberapa tahun terakhir dengan memangkas tarif pajak hingga 45 persen dan meningkatkan pinjaman pemerintah. Sebuah kebijakan ekonomi yang cukup kontroversial bagi para elit Inggris.
Atas kebijakan kontroversial itu, Bank Sentral Inggris (BOE) bahkan harus melakukan intervensi untuk mencegah terseretnya dana pensiun. Seorang anggota parlemen Partai Konservatif mengungkapkan kebijakan politik Truss menyebabkan banyak kerusakan.
Truss pun meminta maaf atas kebijakannya yang menyebabkan banyak investor lari dan membuat krisis ekonomi di Inggris semakin memburuk di tengah ancaman resesi. Waalu begitu, Truss yang baru terpilih pada awal September lalu menegaskan dirinya tidak akan mundur dari kursi Perdana Menteri Inggris.
"Saya ingin menerima tanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dibuat," kata Truss kepada BBC Internasional seperti dikutip Reuters.
"Saya ingin melakukan sesuatu untuk membantu masyarakat yang terus menghadapi kenaikan biaya energi (listrik), untuk menangani masalah pajak yang tinggi, tetapi kami bertindak terlalu jauh dan terlalu cepat," ujar Truss.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati
Berita Terkini
- Berdasarkan Bukti yang Ada, Polisi Tetapkan Penyewa Mobil Kasus KM 45 Tol Tangerang sebagai Tersangka
- Makin Kokoh Pertahannya, Bek Timnas Jay Idzes Kembali Tampil Penuh Ketika Venezia Ditahan Imbang
- Bersiap untuk Kembali Macet, 509.473 Kendaraan Kembali ke Jabotabek
- Banyak Sekali, Terjadi 360 Bencana Ekologis di Sulsel Selama 2024
- Gara-gara Diblokir Kesepakatan dalam Pembelian US Steel, Nippon Jepang Marah dan Akan Gugat AS