Harapan Hidup Bisa Meningkat Berkat Kecerdasan Buatan
Usia hidup manusia dapat meningkat hingga 120 tahun dalam beberapa dekade mendatang berkat teknologi seperti kecerdasan buatan.
Foto: ISTIMEWASTOCKHOLM - Usia hidup manusia diperkirakan dapat meningkat hingga 120 tahun dalam beberapa dekade mendatang berkat teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pengetahuan yang diperoleh dari pandemi Covid-19. Demikian menurut laporan Swedish Television (SVT) pada Minggu (30/7).
"Prognosis kami adalah usia antara 100 hingga 120 tahun dalam kurun waktu 50 tahun atau lebih, setidaknya di negara-negara maju," kata Ignat Kulkov, seorang peneliti di Malardalen University (MDU), kepada SVT.
Seperti dikutip dari Antara, warga lanjut usia juga diperkirakan akan sama bugarnya dengan mereka yang berusia 40-an, sebagian besar berkat kemajuan teknologi yang pesat, kata Kulkov, saat menjelaskan tentang temuan studi yang dilakukan dengan koleganya di sejumlah universitas di Finlandia, Prancis, dan Inggris dan telah diterbitkan di jurnal ilmiah Futures.
Namun, ada juga berbagai tantangan baru. "Kian banyak orang akan memakai wearable device untuk mengetahui status kesehatan mereka. Perangkat ini akan terhubung dengan dokter dan rumah sakit," kata Kulkov, seraya menambahkan beberapa sensor ini akan berbentuk implan.
Perubahan Gaya Hidup
Perangkat semacam itu, tambah dia, akan membuka jalan bagi para dokter untuk dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup pada tahap awal, dengan peningkatan kesehatan dan usia yang lebih panjang sebagai hasilnya.
Kemajuan di bidang-bidang lain juga akan berkontribusi pada hidup yang lebih panjang, menurut temuan para ilmuwan.
Menurut Kulkov, pandemi Covid-19 telah memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang cara melacak virus dengan lebih efisien, sementara AI sudah digunakan untuk mendiagnosis penyakit lebih cepat dan mengembangkan pengobatan baru.
Pengobatan yang dipersonalisasi dan obat yang disesuaikan secara individu, tambah dia, juga diperkirakan akan berkontribusi pada peningkatan kesehatan. "Perubahan iklim akan memiliki pengaruh terbesar pada sistem perawatan kesehatan dan kehidupan kita, tidak hanya di masa depan, tetapi juga saat ini," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Jepang berencana akan mengembangkan teknologi kecerdasan buatan generatif yang memiliki kemampuan menghasilkan hipotesis ilmiah dan medis dengan mempelajari makalah penelitian serta gambar riset untuk membantu proses riset.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
Berita Terkini
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia
- Bangun Ekosistem Digital UMKM, Hibank dan Mitra Strategis Tandatangani MOU