Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Hallyu" dan Budaya Bangsa

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Nilai-nilai global telah masuk ke berbagai aspek kehidupan dan semakin cepat memarjinalkan budaya lokal. Tergerusnya budaya bangsa harus diantisipasi dengan penguatan nilai keindonesiaan (Daoed Joesoef dkk, 2017). Di tengah kegentingan generasi muda yang kehilangan cara mengenali jati diri bangsa, penerapan nilai budaya bangsa atau nilai keindonesiaan semakin penting. Harus ada pondasi kokoh bagi generasi muda berisi nilai budaya bangsa agar tidak mudah terpengaruh agresi kultur asing.

Jalur ideal untuk menanamkan nilai-nilai keindonesian lewat pendidikan formal, nonformal, dan informal (keluarga) yang harus berjalan sistematik. Dalam pendidikan formal penanaman nilai keindonesiaan terhadap siswa harus terealisasikan dengan baik. Guru sebagai aktor utama mengajarkan nilai budaya adalah kekayaan yang tidak boleh hilang. Guru tidak hanya mementingkan aspek kognitif, melainkan landasan pendidikan yang meliputi iman-ilmu humaniora, kebangsaan.

Pendidikan nonformal juga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai keindonesiaan yang biasanya lebih menekankan pada tataran praktis dalam kehidupan sehari-hari. Namun, itu tidak akan berjalan baik andai tidak dibarengi soft skills memadai. Kemampuan menyetir mobil adalah hard skills. Menjadi sopir yang baik adalah soft skills. Maka, melalui soft skills yang sudah diterpa dengan asupan kepedulian terhadap budaya bangsa akan melah.


Penulis Guru SMP Annur, Cikarang, Bekas

Komentar

Komentar
()

Top