Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Hallyu" dan Budaya Bangsa

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia sarat nilai-nilai budaya. Namun, kearifan lokal ini semakin tergerus persaingan global. Alih-alih ingin menjadikan terkenal seperti Korea, kaum muda justru berhasil "dicuci otak" budaya luar yang begitu gencar menyerang. Remaja kita lebih fasih membawakan lagu-lagu Korea daripada tembang-tembang nasional. Mereka menyanyikan lagu-lagu nasional dalam upacara rutin banyak hanya diam karena tak hafal. Sedangkan di layar kaca sering tampak, bocah di bawah umur telah mahir bernyanyi dan menari ala Korea.

Selain itu, efek globalisasi juga memiliki andil besar menenggalamkan budaya Indonesia. Generasi muda lebih mudah mengakses para idola artis Korea seperti melalui internet. Dunia ujung jari telah menjadi jembatan memuluskan hallyu ke berbagai negara. Di media sosial saja banyak anak muda menggunakan foto artis Korea sebagai foto utama (profil). Budaya Korea sukses membius anak bangsa, bahkan tergila-gila.

Sebaliknya, budaya lokal semakin tak diminati. K-Pop dan drama Korea lebih menarik bagi remaja. Jangan bandingkan dengan lagu-lagu daerah atau nasional kita, dengan musik-musik Tanah Air yang lagi hit saja, musik Korea lebih banyak penggemarnya. "Korean Wave" telah berhasil mengubah mindset para muda hingga lintas negara. K-pop (Korean Pop- musik pop Korea) jenis musik populer Korea Selatan. Kegandrungan K-Pop merupakan salah satu wujud demam Korea. K-pop sangat merajalela di kalangan remaja Indonesia (Bens Leo, 2012).

Anehnya, remaja Indonesia merasa seolah tidak terjadi apa-apa. Mereka merasa bangga jika fasih menyanyikan lagu Korea. Mereka percaya diri tinggi bila lincah menari Korea. Padahal, mereka sedang digempur dari segala sisi dan ini bisa mereduksi pondasi nasionalisme generasi muda. Jadi, negara luar tidak butuh senjata ampuh untuk menghancurkan bangsa-bangsa lain. Korea cukup meruntuhkan moral generasi mudanya.

Jika ini dibiarkan, akan terus memarjinalkan nilai budaya lokal yang sarat kebajikan. Kearifan lokal sebagai kekayaan bangsa harus dijaga agar tetap eksis di tengah arus budaya-budaya luar. Nilai-nilai budaya adalah harta karun yang tidak bisa ditukar dengan apa pun. Melestarikan budaya lokal harus tertanam kokoh dalam setiap pribadi. Jangan hanya kebakaran jenggot ketika budaya nasional diklaim tetangga. Andai kaum muda lebih bangga budaya asing, lalu siapa yang akan melestarikan budaya sendiri?
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top