Gubernur BI: Keuangan Digital di Indonesia Akan Tetap Tumbuh pada Tahun 2023
RAKORNAS TP2DD I Tangkapan layar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Rakornas Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dipantau di Jakarta, Selasa (6/12).
Sebagai salah satu alat pembayaran yang sah, kata Perry, rupiah digital ini nantinya bisa digunakan oleh masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk membeli barang di metaverse.
"Rupiah digital bisa untuk beli rumah, mobil dengan transaksi digital. Untuk membeli barang yang di metaverse juga bisa, itu bedanya kalau yang ini (uang kertas) gak bisa untuk beli di metaverse, karena metaverse judulnya digital. Kalau alat pembayaran digital rupiah bisa dalam metaverse. Itulah yang disebut alat pembayaran digital yang sah yang istilahnya medium of exchange," paparnya.
Perry mengatakan sebagai bank sentral, BI ingin melayani masyarakat dengan lebih baik. Dengan 60 persen populasi penduduk Indonesia yang berasal dari kalangan milennial maka digitalisasi di bidang keuangan harus terus dilakukan oleh pihak regulator.
"Tapi di Indonesia yang kurang lebih 60 persen termasuk kaum milenial, anak cucu kita itu memerlukan alat pembayaran digital. Jadi alasan yang kedua BI sebagai Bank Sentral satu-satunya di Indonesia ingin melayani masyarakat yang membutuhkan. Alat pembayaran uang cash kita siapkan, yang masih melakukan pembayaran berbasis kartu kita siapkan, ada anak-anak yang milenial yang memerlukan alat pembayaran digital yang sah kita keluarkan digital rupiah," jelasnya.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya