Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Moneter

Gubernur BI: Keuangan Digital di Indonesia Akan Tetap Tumbuh pada Tahun 2023

Foto : ANTARA/ MUHAMMAD HERIYANTO

RAKORNAS TP2DD I Tangkapan layar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Rakornas Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dipantau di Jakarta, Selasa (6/12).

A   A   A   Pengaturan Font

Selain itu, mengintegrasikan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah secara nasional, meningkatkan sinergi pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menguatkan ekosistem, serta memperluas kerjasama antara pemda dengan marketplace terkait transaksi pajak dan retribusi daerah.

Sebelumnya, Perry mengatakan pihaknya telah meluncurkan buku putih atau white paper pengembangan rupiah digital Indonesia atau Central Bank Digital Currency (CBDC) yang dinamakan Proyek Garuda. Dengan ini, Indonesia akan memiliki rupiah digital.

Dikutip dari Voice of America, Perry menjelaskan perbedaan uang rupiah yang saat ini telah beredar di masyarakat dengan rupiah digital. Pada prinsipnya keduanya adalah hal yang sama, yakni alat pembayaran yang sah di Indonesia.

"Bedanya yang ini adalah bentuknya uang kertas, yang itu bentuknya adalah digital. Dalam digital rupiah ada NKRI juga. Fitur-fitur yang ada di uang kertas juga ada dalam digital rupiah. Bedanya, kalau di dalam digital rupiah semuanya enkripsi dalam digital-digital, coding-coding. Coding-nya dienkripsi, yang tahu cuma BI," ungkap Perry dalam acara Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital, di Jakarta.

Ketika nanti rupiah digital ini resmi beredar, ujar Perry, maka Indonesia akan memiliki tiga jenis alat pembayaran yang sah, yakni rupiah digital, uang rupiah fisik, yakni kertas dan koin serta alat pembayaran dengan menggunakan kartu debit berbasis rekening.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top