Sabtu, 15 Feb 2025, 01:00 WIB

Google Beri Pendanaan Startup ‘Apptronik’ 350 Juta Dollar AS untuk Ciptakan Masa Depan Ketika Manusia dan Robot Menjadi Mitra

Robot Apollo milik Apptronik telah digunakan untuk melakukan pekerjaan berketerampilan Sederhana untuk Mercedes-Benz dan GXO Logistics.

Foto: Foto: Apptronik

Texas - Apptronik pada hari Kamis (13/2) mengumumkan bahwa mereka telah mendapat pendanaan sebesar 350 juta dollar AS.Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan produksi dan pengembangan robot humanoid berbasis kecerdasan buatan (AI)yang dirancang untuk bekerja bersama manusia di berbagai industri.

Pendanaan ini dipimpin oleh B Capital, sebuah perusahaan modal ventura yang diketuai oleh Howard Morgan, serta Capital Factory. Google, melalui laboratorium riset AI-nya, DeepMind juga turut berpartisipasi.

Dikutip dari laman qz.com, pendanaan ini akan membantu mereka meningkatkan pengembangan Apollo, lini robot humanoid serbaguna komersial yang diperkenalkan pada akhir 2023 lalu. Perusahaan yang berbasis di Austin, Texas, ini menjalin kemitraan dengan Nvidia pada Maret 2024 untuk mengintegrasikan teknologi mereka ke dalam Apollo. Awal tahun ini, robot-robot tersebut dipamerkan di CES 2025.

"Kami menciptakan robot humanoid paling canggih dan mumpuni di dunia, yang dirancang untuk bekerja bersama manusia dengan cara yang bermakna dan transformatif," kata CEO sekaligus co-founder Apptronik, Jeff Cardenas.

Jeff Cardenas, menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah menciptakan robot yang dapat menjadi ‘mitra sejati’ manusia dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi di tempat kerja.

“Kami sedang membentuk masa depan di mana robot tidak hanya menjadi alat, tetapi juga rekan dalam mendorong kemajuan,” ujarnya.

Dengan rencana ekspansi pada 2025, Apptronik optimistis bahwa teknologi robot humanoid mereka, termasuk lini robot Apollo, akan membawa perubahan signifikan di sektor manufaktur, logistik, dan industri lainnya.

Tugas Sederhana

Seperti perusahaan lain yang mengembangkan robot humanoid, Apollo dirancang untuk bekerja di pabrik-pabrik, di mana perusahaan dapat melatih dan menguji kemampuan robot dalam menjalankan tugas-tugas sederhana.

Sejauh ini, Apptronik, yang didirikan di Universitas Texas di Austin pada 2016, telah menjalin dua kemitraan komersial. Kemitraan pertama Apptronik adalah dengan GXO Logistics, yang juga bekerja sama dengan Reflex Robotics dan Agility Robotics. Pada bulan Juni, GXO menyatakan bahwa robot Apptronik yang memiliki tinggi 5 kaki 8 inci (sekitar 173 cm) dan berat 160 pon (sekitar 72 kg) memiliki “potensi besar untuk menambah nilai di seluruh pusat distribusi” dengan menangani pekerjaan yang berulang dan membutuhkan tenaga fisik.

Teknologi Apptronik juga digunakan oleh Mercedes-Benz untuk pekerjaan yang “tidak membutuhkan keterampilan tinggi namun menantang secara fisik,” menurut pernyataan perusahaan pada Maret 2024. Produsen mobil ini sedang menguji satu robot di pabriknya di Hongaria.

Agustus lalu, CEO Jeff Cardenas mengatakan kepada Forbes bahwa Apptronik sedang berbicara dengan sekitar 60 calon pelanggan, dengan peluncuran komersial yang direncanakan pada akhir tahun ini.

“Kami sedang membentuk masa depan di mana robot tidak hanya menjadi alat, tetapi juga rekan dalam mendorong kemajuan,” ujarnya.

Meskipun pendanaan terbaru meningkatkan total dana yang dikumpulkan Apptronik menjadi 376 juta dollar AS dari sebelumnya 28 juta dollar AS, jumlah ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan beberapa pesaingnya.

Tesla milik Elon Musk, yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 1,1 triliun dollar AS, telah menguji robot Optimus di pabriknya selama berbulan-bulan dan mulai merekrut lebih banyak staf untuk proyek tersebut.

Figure AI pada Februari lalu mengumpulkan 675 juta dollar AS dalam putaran pendanaan Seri B yang melibatkan Microsoft, Nvidia, dan Bezos Expeditions milik Jeff Bezos, sehingga perusahaan tersebut mencapai valuasi 2,6 miliar dollar AS.

CEO Figure AI, Brett Adcock, baru-baru ini mengumumkan bahwa perusahaannya akan keluar dari kemitraannya dengan OpenAI dan telah menandatangani kesepakatan dengan pelanggan komersial keduanya, yang disebut sebagai “salah satu perusahaan terbesar di AS. 

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: