Gempar! Ternyata Dibalik Konflik Rusia dan Ukraina Ada Barat, Menlu Turki Tuduh NATO Ingin Perang di Kiev Terus Terjadi hingga Rusia Melemah
Foto: istimewaTurki menuduh sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengharapkan perang berkelanjutan di Ukraina. Ankara memaparkan, NATO berkeinginan melemahkan Rusia.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menjelaskan pernyataan tersebut. Meski begitu, Cavusoglu tidak merujuk pada negara anggota mana pun secara langsung. Turki adalah bagian dari aliansi militer itu.
"Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut," ujar Cavusoglu, yang dikutip dari AFP, Kamis (21/4).
"Mereka ingin Rusia menjadi lebih lemah," terang Cavusoglu.
Turki mempunyai kedekatan diplomatik dengan Ukraina dan Rusia. Turki mendorong Ukraina memasok pesawat nirawak. Tetapi di satu sisi mereka tidak menjatuhkan sanksi bersama sekutu Barat.
Kemudian, Turki juga seringkali menawarkan diri sebagai mediator. Dan telah menjadi tuan rumah negosiasi antara Rusia dan Ukraina hingga dua kali.
Dalam agenda dialog pertama digelar antara para menteri luar negeri di Antalya pada 10 Maret. Lalu negosiasi berikutnya berlangsung di Istanbul pada 29 Maret.
Bukan cuma Turki negara yang mengungkap skeptisisme terhadap NATO. Tiongkok juga melemparkan tuduhan serupa terhadap Amerika Serikat (AS) dan NATO.
Perlu diketahui, kantor berita yang dikelola pemerintah Tiongkok menerbitkan artikel op-ed pada Senin (18/4). Pemerintahannya mengatakan, AS dan NATO memantik konflik agar perang tersebut bertahan hingga 10 tahun.
Dalam pernyataan tersebut mengacu pada paparan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dirinya menyebutkan, bangsanya tak akan gentar memperjuangkan negara hingga satu dekade.
"Tepatnya aliran terus menerus bantuan ekonomi dan militer dari AS dan NATO yang telah memperpanjang konflik militer, menyemangati Ukraina untuk berperang selama 10 tahun," dalam artikel tersebut.
"Berapa lama konflik akan berlangsung; berapa banyak rudal yang dapat digunakan Ukraina; dan seberapa besar kemampuan yang dimiliki negara untuk terus memerangi Rusia-tergantung pada berapa banyak lagi senjata yang bersedia dipasok AS dan NATO ke Ukraina," lanjut artikel itu.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Hati Hati, Ada Puluhan Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan di Jateng
- Malam Tahun Baru, Ada Pemutaran Film di Museum Bahari
- Kaum Ibu Punya Peran Penting Tangani Stunting
- Trump Tunjuk Produser 'The Apprentice', Mark Burnett, sebagai Utusan Khusus untuk Inggris
- Presiden Prabowo Terbitkan Perpres 202/2024 tentang Pembentukan Dewan Pertahanan Nasional