Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gedung Putih: Korea Utara Diam-diam Memasok Peluru Artileri ke Rusia

Foto : Freshnewsasia

Ilustrasi - Gedung Putih mengatakan Korea Utara memasok peluru artileri ke Rusia untuk perang di Ukraina.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Amerika Serikat memiliki informasi yang mengindikasikan Korea Utara secara diam-diam memasok peluru artileri dengan jumlah signifikan ke Rusia untuk perang di Ukraina, kata juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, Rabu (2/11).

Dalam briefing virtual, Kirby mengatakan, Korut berupaya mengaburkan pengiriman dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Indikasi kami adalah Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) secara diam-diam memasok (Rusia) dan kami akan memantau untuk melihat apakah pengiriman diterima," kata Kirby. Washington akan berkonsultasi dengan PBB tentang masalah akuntabilitas pengiriman.

"Kami memiliki rasa ke mana mereka akan memindahkan peluru-peluru ini," kata Kirby, tetapi menolak memberikan rincian lagi karena AS menimbang kemungkinan opsi-opsinya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada konferensi pers regular menyarankan bahwa opsi-opsi tersebut diantaranya sanksi, seperti pada kasus pasokan senjata Iran ke Rusia.

"Sama ketika kami menggunakan semua perangkat dan akan menggunakannya untuk menangkal pasokan senjata Iran ke Rusia, kami akan melakukan hal yang sama ketika Korea Utara memasok senjata ke Rusia," katanya.

"Ada sanksi yang berlaku. Kami akan melihat perangkat dan otoritas tambahan yang mungkin bisa kami gunakan untuk menentang aktivitas ini," katanya.

AS pada September menjatuhkan sanksi ke perusahaan Iran dengan tuduhan berkoordinasi dengan penerbangan militer untuk mengangkut drone Iran ke Rusia dan tiga perusahaan lain yang disebut terlibat dalam produksi drone Iran.

Kirby mengatakan, jumlah peluru bukan tidak penting, tetapi tidak mungkin mengubah momentum perang atau hasilnya. Namun peluru-peluru itu tetap mematikan bagi rakyat Ukraina, katanya

"Dan pastinya tidak mengubah perhitungan kami … atau dengan banyaknya sekutu dan mitra kami tentang jenis kapabilitas yang akan kami lanjutkan untuk membantu Ukraina," katanya

Kirby mengatakan, pengiriman yang dilakukan Korut adalah sebuah tanda, tidak hanya keinginan Pyongyang untuk mendukung Rusia, tetapi habisnya amunisi Moskow membawa pada sanksi dan kontrol ekspor.

Korea Utara pada September mengatakan tidak pernah memasok senjata atau amunisi ke Rusia dan tidak berencana untuk melakukannya, sambil memperingatkan AS untuk "tetap tutup mulut" dan berhenti menyebarkan rumor yang bertujuan menodai citra negara itu.

Merujuk pada peluncuran rudal Korut, Kirby mengatakan peluncuran itu tidak mengancam tentara AS di kawasan itu. AS akan memastikan pihaknya memiliki kapabilitas di sana untuk membela sekutu-sekutunya.

Korut menembakkan setidaknya 23 rudal ke arah laut pada Rabu (2/11), termasuk satu rudal yang mendarat kurang dari 60 km di pantai Korsel yang digambarkan oleh Presiden Yoon Suk-yeol sebagai "gangguan territorial".

Itu yang pertama kali rudal balistik mendarat di dekat perairan Korsel sejak semenanjung Korea terpecah pada 1945. Sebagian besar rudal ditembakkan oleh Korut dalam satu hari. Korsel mengeluarkan peringatan serangan udara yang langka dan meluncurkan rudal-rudalnya sendiri sebagai respons atas peluncuran rudal Korut.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top