Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepemimpinan Nasional I Hasto Sebut Bakal Cawapres Ganjar Diumumkan Rabu Pagi

Ganjar Dinilai Paling Paham Persoalan di Desa

Foto : ANTARA/Vicki Febrianto

persoalan desa I Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo (kedua kiri) pada saat tiba di Universitas Negeri Malang, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (16/10). Ganjar dinilai sebagai bacapres yang paling mengerti persoalan di desa. Hal itu dibuktikan dengan program-programnya di saat memimpin Provinsi Jawa Tengah.

A   A   A   Pengaturan Font

Ganjar Pranowo dinilai sebagai bacapres paling memahami segala persoalan yang ada di tingkat desa. Selama 10 tahun memimpin Jateng, Ganjar telah membangun 2.300 desa mandiri energi, 818 desa wisata, dan menginisiasi 29 desa antikorupsi.

JAKARTA - Bakal calon presiden (bacapres) PDIP Ganjar Pranowo dinilai paling memahami persoalan-persoalan di tingkat desa. Hal itu karena selama Ganjar menjadi Gubernur Jawa Tengah (Jateng) sukses membangun desa-desa di wilayah tersebut.

"Pembangunan suatu negara seharusnya memang dimulai dari membangun mikro, yaitu dari keluarga baru kemudian desa. Saya sangat setuju Ganjar Pranowo membangun dari desa, kalau desa sudah terbangun, otomatis camat pasti sejahtera, provinsi pasti sejahtera, dan negara pasti sejahtera," kata Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing dalam keterangannya di Jakarta, kemarin.

Emrus memandang Ganjar memiliki rekam jejak yang baik saat menjabat sebagai Gubernur Jateng. Menurut dia, selama 10 tahun memimpin Jateng, Ganjar telah membangun 2.300 desa mandiri energi dan membangkitkan 818 desa wisata dan menginisiasi 29 desa antikorupsi.

Dia menilai pembangunan desa bukan hanya sekadar yang berorientasi ekonomi namun sumber daya manusia (SDM) yang ada di desa perlu didongkrak kualitasnya. "Karena itu, Ganjar perlu menyertakan gagasan peningkatan kualitas pendidikan di desa sebagai bagian dari visi-misi pembangunan desa," ujarnya.

Menurut dia, pendidikan di desa tidak boleh hanya sampai tingkat sekolah dasar (SD) saja, namun harus diarahkan pada kemampuan tertentu yang sesuai dengan keunggulan desanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top