Fundamental Ekonomi Nasional Rapuh
Belanja konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang pembentukan produk domestik bruto (PDB) malah hanya tumbuh 4,9 persen, di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yakni 5,11 persen. Konsumsi diyakini semakin melemah seiring rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025.
Kondisi sama juga dialami sektor manufaktur. Perlambatan di sektor industri manufaktur ini semakin jelas terlihat saat memasuki triwulan II-2024, ditandai dengan maraknya penutupan pabrik hingga penurunan pendapatan.
Jika gejolak penutupan pabrik-pabrik di sektor industri manufaktur terus berlanjut dan daya beli masyarakat tidak ada perbaikan, ditambah kinerja ekspor terus menurun, maka pertumbuhan ekonomi bisa meleset dari target APBN.
Berbiaya Tinggi
Senada, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, mengakui, di sektor riil terdapat indikasi pelemahan daya beli konsumen dan pasar domestik. "Dari survei Roadmap perekonomian Apindo 2024-2029 ada 72 persen yang menjawab terjadinya stagnasi penjualan dan 44,5 persen menegaskan tak akan melakukan ekspansi usaha dalam lima tahun ke depan,"paparnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya