Film "Inside Out 2" Memperkenalkan Ennui, Karakter yang Mengajari Kita tentang Kebosanan
Sepanjang film, Ennui yang beraksen Prancis berbaring di sofa mengenakan pakaian olahraga biru tua, menatap layar ponsel pintarnya tanpa ekspresi.
Para filsuf dan psikolog mengamati bahwa kebosanan dapat berdampak positif dan negatif, memainkan peran sangat penting dalam perkembangan masa kanak-kanak dan remaja.
Tina Kendall, Anglia Ruskin University
Film animasi anak-anak telah lama berupaya mengajari pemirsa muda cara mengelola emosi. Inside Out (2015) karya Disney Pixar, salah satunya, mengartikan tugas pengaturan emosi ini secara literal.
Kegembiraan, kesedihan, kemarahan, ketakutan, dan rasa jijik-lima emosi dasar protagonis Riley-menjadi karakter di "ruang kendali" interiornya. Bersama-sama, mereka memandu tindakan Riley saat ia berkembang dari balita hingga praremaja. Kini, di sekuel berikutnya, Inside Out 2, Riley akan berusia 13 tahun. Artinya, emosi yang lebih "canggih"-termasuk cemas, malu, iri, dan kebosanan akan datang.
Saya seorang peneliti yang telah mempelajari bagaimana kebosanan membentuk konten dan penggunaan media. Jadi, saya sangat tertarik dengan karakter Ennui, yang mewujudkan sikap apatis yang tidak terikat, yang biasanya disebut sebagai kebosanan.
Di awal film, Kecemasan menjelaskan kepada emosi yang lebih tua bahwa "kita semua mempunyai tugas yang harus dilakukan". Ia menambahkan bahwa tugasnya adalah "merencanakan masa depan". Lalu, pekerjaan apa yang dimiliki Ennui dalam film tersebut, dan bagaimana hal ini memetakan peran kebosanan dalam kehidupan kita sehari-hari?
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya