Filipina Incar Kesepakatan Bilateral
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr
Foto: AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDSMANILA - Filipina sedang mengupayakan perjanjian terpisah dengan negara-negara tetangganya di Asia tenggara untuk mengurangi risiko konflik di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Hal itu dilakukan mengingat lambatnya kemajuan dalam kode etik regional yang telah lama diupayakan dengan Tiongkok, kata Presiden Ferdinand Marcos Jr, Senin (20/11).
Situasi Filipina di jalur perairan yang disengketakan menjadi lebih mengerikan di tengah meningkatnya pelanggaran batas maritim oleh Tiongkok, kata Presiden Marcos Jr, dan Manila perlu bermitra dengan sekutunya untuk menjaga perdamaian di wilayah tersebut.
"Kami masih menunggu kode etik antara Tiongkok dan Asean, namun sayangnya kemajuannya agak lambat," kata Presiden Marcos Jr dalam sebuah acara yang disiarkan langsung di Hawaii.
"Kami telah mengambil inisiatif untuk mendekati negara-negara lain di Asean yang pernah mengalami konflik teritorial dengan kami, Vietnam adalah salah satunya, Malaysia adalah salah satu negara lainnya, dan membuat kode etik kami sendiri," tegas dia.
Negosiasi untuk menetapkan kode etik antara Asean dan Tiongkok di kawasan ini telah berlangsung selama lebih dari dua dekade, namun kemajuannya berjalan lambat.
Presiden Marcos Jr mengangkat isu ini saat ia berbicara di Pusat Studi Keamanan Asia Pasifik Daniel K Inouye di Hawaii, di mana ia singgah dalam perjalanan pulang dari KTT APEC di San Francisco.
Paling Mendesak
Pada Senin, Marcos mengatakan bahwa tantangan paling mendesak bagi keamanan Filipina adalah memastikan perdamaian di LTS.
"Kawasan Indo-Pasifik, khususnya LTS, sedang mengalami transformasi geopolitik global dan menjadi arena kontestasi normatif," ujar dia.
"Ketegangan di Laut Filipina Barat semakin meningkat, dengan ancaman dan tantangan yang melanggar hukum yang terus-menerus terhadap hak kedaulatan dan yurisdiksi Filipina atas zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen kami," imbuh dia seraya memperingatkan bahwa militer Tiongkok telah mulai menunjukkan ketertarikannya untuk membangun pangkalan di terumbu karang yang semakin dekat dengan garis pantai Filipina. RFA/AFP/I-1