Filipina dan Tiongkok Berjanji Cari Titik Temu Terkait LTS
Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Maria Theresa Lazaro, berjabat tangan dengan Wamenlu Tiongkok, Chen Xiaodong, usai keduanya melakukan pembicaraan mengenai isu LTS di Kota Xiamen, Provinsi Fujian, Tiongkok, pada Kamis (16/1).
Foto: X/@useclazaroMANILA - Filipina dan Tiongkok sepakat untuk mencari titik temu dan menemukan cara untuk bekerja sama meskipun terdapat perbedaan pendapat di Laut Tiongkok Selatan (LTS), kata kementerian luar negeri mereka pada Kamis (16/1), karena pertikaian sengit terus berlanjut mengenai kapal-kapal yang dikerahkan di sekitar fitur-fitur yang disengketakan.
Pernyataan itu mengemuka setelah kedua negara pada Kamis mengadakan putaran pembicaraan ke-10 dibawah mekanisme konsultasi bilateral yang dibentuk untuk mengatasi masalah di LTS, tempat perselisihan sering terjadi dan menegangkan, dengan hubungan kedua negara berada pada titik terendah dalam beberapa tahun.
Dalam pertemuan yang digelar di Kota Xiamen, Provinsi Fujian, Tiongkok itu, kedua negara mengatakan mereka sepakat untuk memajukan kerja sama ilmiah penjaga pantai dan kelautan dan berjanji untuk menyelesaikan masalah secara damai.
"Kami sangat yakin bahwa meskipun masih ada tantangan dan perbedaan yang belum terselesaikan, masih ada ruang yang nyata untuk kerja sama diplomatik dan pragmatis dalam menangani masalah-masalah kita di LTS," kata Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Theresa Lazaro, dalam sambutan pembukaan pembicaraan tersebut.
Tiongkok mengatakan pihaknya meminta Filipina untuk tetap berkomitmen menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi. Keduanya sepakat untuk meningkatkan komunikasi dan memperdalam dialog, tetapi juga saling menegur atas kebuntuan baru-baru ini.
Kedua pihak menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di LTS, dengan meyakini bahwa hal ini akan menguntungkan kepentingan bersama negara-negara di kawasan tersebut, termasuk Tiongkok dan Filipina.
“Kedua negara juga sepakat untuk memperkuat dialog dan komunikasi maritim serta menangani perbedaan dan perselisihan maritim dengan tepat,” lapor kantor berita CGTN, Jumat (17/1).
Filipina yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), sebelumnya mengatakan pihaknya telah menyatakan kekhawatiran serius tentang perilaku Penjaga Pantai Tiongkok, termasuk kehadirannya yang berkelanjutan di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila. Sementara itu Tiongkok menyatakan bahwa pihaknya mengajukan keluhan atas pelanggaran dan provokasi maritim baru-baru ini dan karena Filipina telah membesar-besarkan sengketa maritim ini.
Latihan Militer
Sementara itu pada Jumat, Angkatan Laut Filipina mengatakan bahwa kapal-kapalnya mengadakan latihan di dekat beting yang disengketakan di LTS, sehari setelah Manila dan Beijing sepakat untuk mencari titik temu dan menemukan cara untuk bekerja sama meskipun masih ada perselisihan.
Latihan di sekitar Scarborough Shoal, salah satu wilayah yang paling diperebutkan di Asia, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut dalam mengamankan apa yang disebutnya sebagai perairan Filipina dan integritas teritorial negara tersebut, kata angkatan laut dalam sebuah pernyataan.
Pihak AL Filipina menggambarkan latihan militer itu sebagai latihan sepihak rutin yang melibatkan fregat Antonio Luna dan dua kapal patroli lainnya yang beroperasi di zona ekonomi eksklusif Filipina. “Latihan tersebut akan berlangsung dari 17-19 Januari,” kata AL Filipina.
Latihan tersebut bertepatan dengan tantangan radio berkelanjutan oleh Penjaga Pantai Filipina terhadap keberadaan kapal penjaga pantai terbesar Tiongkok di beting itu, yang menurutnya berpatroli secara ilegal di ZEE Manila.
"Jika Tiongkok sungguh-sungguh berkomitmen untuk meredakan ketegangan dan dengan tulus berusaha memupuk rasa saling percaya dan kerja sama antara negara kita, maka pemerintah Tiongkok harus menghormati hak kedaulatan Filipina di ZEE kami," kata Penjaga Pantai Filipina dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.
Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar pada Jumat. ST/I-1