Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 06 Agu 2024, 02:59 WIB

Filipina Bantah Keberadaan Kapalnya di Sabina Shoal Ilegal

Distribusikan Bantuan l Perahu karet dari kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Teresa Magbanua sedang mendistribusikan bahan bakar pada kapal nelayan dan kapal patroli perikanan Filipina dekat Sabina Shoal, LTS, pada Minggu (4/8).

Foto: Philippine Coast Guard

MANILA - Penjaga Pantai Filipina pada Senin (5/8) membantah tuduhan Tiongkok bahwa sebuah kapal Filipina telah terdampar secara ilegal di sebuah beting di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang diklaim oleh kedua negara.

Juru bicara Pasukan Penjaga Pantai Tiongkok, Gan Yu, mengatakan pada Minggu (4/8) bahwa beberapa kapal patroli perikanan dan kapal nelayan Filipina telah berkerumun di perairan dekat kapal Penjaga Pantai Filipina dengan nomor lambung 9701, yang terdampar secara ilegal di terumbu karang Xianbin.

Terumbu Xianbin adalah nama Tiongkok untuk Sabina Shoal, sebuah dataran rendah yang merupakan bagian dari Kepulauan Spratly dan terletak di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina. Filipina menyebutnya sebagai Escoda Shoal yang jaraknya sejauh 140 kilometer dari Pulau Palawan di Filipina.

ZEE memberikan hak eksklusif kepada negara pantai untuk mengatur kegiatan penangkapan ikan, mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam di dalam perairan, dasar laut, dan dasar tanah di dalam zona tersebut, menurut Konvensi Hukum Laut PBB, atau UNCLOS.

"Keberadaan kapal-kapal Filipina di terumbu Xianbin melanggar kedaulatan teritorial dan hak-hak serta kepentingan maritim Tiongkok, melanggar Deklarasi Perilaku Para Pihak di LTS, serta merusak perdamaian dan stabilitas di LTS," ungkap Gan.

"Pasukan Penjaga Pantai Tiongkok mengikuti dan memantau kapal-kapal Filipina sesuai dengan hukum dan secara efektif mengendalikannya," imbuh Gan.

Sementara itu pihak Penjaga pantai Filipina menolak tuduhan Tiongkok dengan seorang juru bicaranya yang mengatakan bahwa kapal penjaga pantai dengan nomor lambung 9701 tidak terdampar di Escoda Shoal.

Komodor Jay Tarriela mengatakan bahwa kapal tersebut adalah kapal BRP Teresa Magbanua yang sengaja dikerahkan untuk mempertahankan kehadiran Filipina dan memastikan perlindungan wilayah Laut Filipina Barat, mengacu pada bagian LTS yang berada di dalam ZEE Filipina.

"Mengingat hak kedaulatan kami di perairan ini, pasukan Penjaga Pantai Filipina dapat tetap berada di sana selama diperlukan," kata Tarriela. "Dalam beberapa hari terakhir, penjaga pantai kami telah mengirimkan perahu karet dari BRP Teresa Magbanua untuk mendistribusikan bantuan bahan bakar ke kapal-kapal nelayan Filipina di daerah tersebut," imbuh dia.

Dugaan Perebutan

Penjaga Pantai Filipina sebelumnya mengatakan bahwa kapal respon multi-peran berbobot 2.260 ton BRP Teresa Magbanua telah memantau Sabina Shoal sejak April setelah ada dugaan bahwa Tiongkok mungkin berusaha untuk merebut kembali terumbu karang ini.

Pada Mei lalu, Filipina menuduh bahwa Tiongkok mungkin melakukan pembangunan pulau ilegal di Sabina Shoal karena karang-karang yang dihancurkan telah dibuang di sana yang diduga merupakan sebuah indikasi awal dari reklamasi lahan.

Dugaan ini diperkuat setelah citra satelit yang disediakan oleh perusahaan pencitraan bumi Planet Labs dan analis intelijen sumber terbuka (OSINT) mengatakan bahwa kapal penjaga pantai terbesar di dunia dengan nomor lambung 5901 milik Penjaga Pantai Tiongkok yang dijuluki "The Monster" karena ukurannya, telah berada di daerah tersebut sejak awal Juli lalu

Beijing mengatakan bahwa kapal "The Monster" seberat 12.000 ton yang dipersenjatai dengan baik itu sedang melakukan kegiatan penegakan hukum yang sah Tiongkok, namun Manila mengatakan bahwa kehadirannya adalah untuk mengintimidasi kapal-kapal Filipina yang jauh lebih kecil, walau kapal "The Monster" Tiongkok tersebut tidak mengganggu distribusi bahan bakar Filipina, kata Jay Tarriela.

Filipina pernah dengan sengaja mengkandaskan kapalnya ke terumbu karang di masa lalu. Pada tahun 1999, Filipina dengan senjaga mengkandaskan sebuah kapal perang yang sudah usang ke terumbu karang yang disengketakan lainnya yaitu Second Thomas Shoal, untuk memperkuat klaimnya di sana.

Misi pengiriman pasokan Filipina untuk tentaranya yang ditempatkan di atas kapal yang sudah berkarat itu telah menjadi titik konfrontasi antara Manila-Beijing dengan kapal-kapal Penjaga Pantai Tiongkok mencoba menghentikan setiap misi pengiriman pasokan itu dalam beberapa bulan terakhir.RFA/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Ilham Sudrajat

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.