Selasa, 28 Jan 2025, 12:15 WIB

Festival Bandeng Rawa Belong 2025 Resmi Dibuka, Angkat UMKM dan Tradisi Betawi

Festival Bandeng Rawa Belong 2025 di sepanjang Jalan Raya Sulaiman, Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Foto: Koran Jakarta/Paundra Zakirulloh

JAKARTA - Festival Bandeng Rawa Belong 2025 resmi dibuka di sepanjang Jalan Raya Sulaiman, Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (27/1).

Acara yang berlangsung dua hari, hingga 28 Januari, ini menjadi bagian dari peringatan lima abad Kota Jakarta sekaligus upaya melestarikan tradisi Betawi di kawasan Rawa Belong.

Festival ini melibatkan 60 pedagang yang menempati 30 tenda, terdiri dari 31 pedagang ikan bandeng segar dan 29 pelaku UMKM yang menjual aneka makanan serta minuman olahan. Kehadiran mereka memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk menikmati hasil kekayaan kuliner Betawi sekaligus mendukung perekonomian warga lokal.

Menurut Bachtiar, Ketua Sanggar Seni Si Pitung sekaligus panitia acara, tradisi membeli dan mengantar ikan bandeng menjelang Tahun Baru Imlek telah menjadi bagian dari budaya Betawi di Rawa Belong. Tradisi ini juga menggambarkan status sosial seseorang, karena semakin besar ukuran bandeng yang dibeli, semakin tinggi kelas sosialnya dalam budaya Betawi.

“Bandeng yang dibeli di sini biasanya diolah menjadi pindang, pesmol, atau pecak sebelum dibagikan kepada keluarga,” jelasnya.

Festival ini disambut antusias oleh pengunjung yang menikmati suasana meriah dengan aneka makanan khas dan ikan bandeng segar. Acara ini tidak hanya memperingati usia lima abad Kota Jakarta, tetapi juga memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengenal dan melestarikan warisan tradisi Betawi.

Selain itu, Festival Bandeng Rawa Belong juga menjadi ajang pemberdayaan UMKM, yang diharapkan dapat mendongkrak perekonomian warga lokal melalui promosi produk kuliner dan hasil olahan mereka.

Melalui acara ini, tradisi Betawi seperti nganter ikan bandeng tidak hanya dirayakan, tetapi juga dikenalkan ke khalayak luas sebagai bagian dari identitas budaya Kota Jakarta.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Paundra Zakirulloh

Tag Terkait:

Bagikan: