
Fast Beauty: Ketika Kecepatan Jadi Standar Baru dalam Industri Kecantikan
Foto: IstimewaFast beauty, tren yang mengambil inspirasi dari konsep fast fashion, telah mengubah industri kecantikan global. Dengan fokus pada inovasi cepat dan siklus peluncuran produk yang singkat, fast beauty menghadirkan solusi kecantikan yang instan, relevan, dan terjangkau. Fenomena ini tumbuh seiring dengan meningkatnya ekspektasi konsumen yang ingin tren kecantikan terbaru tersedia dengan cepat.
Menurut laporan dari Harper's Bazaar, merek-merek seperti Glossier dan The Ordinary berhasil menguasai pasar dengan memproduksi skincare berbasis sains yang sederhana namun efektif.
Seperti halnya fast fashion, fast beauty beroperasi dengan model bisnis yang cepat dalam memproduksi dan mendistribusikan produk. Jika fast fashion menghadirkan pakaian baru setiap minggu, fast beauty menawarkan koleksi makeup, skincare, dan perawatan rambut dalam hitungan hari setelah tren muncul. Menurut laporan dari McKinsey, 70% pembeli kecantikan global memilih merek dengan koleksi baru secara berkala untuk tetap relevan dengan tren.
Namun, siklus cepat ini membawa tantangan. "Ketika inovasi berjalan cepat, seringkali kontrol kualitas menjadi korban," kata Dr. Shereene Idriss dalam wawancaranya dengan Allure belum lama ini.
Dampak dan Keberlanjutan
Fast beauty memengaruhi perilaku konsumen secara signifikan. Konsumen sering tergoda oleh produk viral yang diiklankan oleh influencer atau melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram. Namun, ada sisi gelap dari tren ini. Laporan dari The Guardian mencatat bahwa produk fast beauty menyumbang hingga 25% limbah plastik dari kemasan kosmetik global setiap tahun.
"Kemasan sekali pakai dan produksi berlebihan menjadi tantangan besar bagi industri kecantikan," kata Dr. Dennis Gross, seorang dokter kulit dan pakar keberlanjutan dalam kecantikan.
Bagi ekosistem industri kecantikan, Fast beauty mendorong persaingan ketat di antara merek-merek besar. Banyak perusahaan tradisional seperti L'Oréal dan Estée Lauder kini menghadirkan lini produk dengan siklus peluncuran yang lebih cepat untuk bersaing dengan merek fast beauty.
Dan kabar baiknya, industri kecantikan sedang bergerak menuju keberlanjutan. Banyak merek fast beauty mulai berinvestasi dalam bahan ramah lingkungan dan kemasan daur ulang. Misalnya, The Ordinary telah mengumumkan inisiatif untuk mengurangi limbah plastik dalam rantai produksinya.
Inovasi teknologi juga akan memainkan peran besar dalam masa depan fast beauty. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk memprediksi tren pasar dan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
Berita Terkini
-
Korsel dan AS Gelar Latihan Kedirgantaraan Gabungan
-
Sambut Bulan Suci, Hotel Mercure Convention Center Ancol Jakarta Hadirkan Promo Prasmanan Spesial Iftar Ramadhan
-
Upaya Terobosan bagi Penyelamatan Dua Badak Putih yang Tersisa di Bumi
-
Ashley Tanah Abang Majukan UMKM Lewat "Pasar Seni Pulang Kampung Nyok"
-
Ashley Tanah Abang Hadirkan Kamar Tematik Keluarga Buat Liburan Makin Seru