FAO Dukung Digitalisasi Sektor Pertanian di Indonesia
Foto: istimewaBADUNG - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) kembali menegaskan pihaknya mendukung pengembangan pertanian digital (e-agrikultur) di Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen) FAO, Qu Dongyu, dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di sela-sela Pertemuan Menteri Pertanian (AMM) G20 di Bali, Selasa (27/9), menyampaikan dukungan itu diberikan misalnya dalam tata kelola data pertanian dan penggunaan informasi geospasial.
"Digitalisasi memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan menuju pencapaian Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) dengan mendiversifikasi pendapatan dan membuka lapangan kerja dan peluang bisnis di dalam dan di luar pertanian, terutama bagi generasi baru petani dan kaum muda," kata Dirjen FAO, Qu Dongyu.
- Baca Juga: Menteri Keuangan Terbitkan Aturan Baru soal Pembukuan Bea dan Cukai
- Baca Juga: Peluncuran Bursa Karbon
Dalam kesempatan sama, Qu juga memuji Ruang Kontrol Pertanian (Agriculture War Room) di Indonesia, yang menunjukkan manfaatkan penggunaan teknologi digital dalam pembuatan kebijakan yang berbasis data.
Dalam sesi berbeda, yaitu selepas pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian RI, Dirjen FAO menyampaikan pihaknya telah membina kerja sama dengan Indonesia dalam waktu kurang lebih 30 tahun.
Dia menyampaikan FAO bakal memperkuat kerja sama itu melalui kemitraan dengan berbagai kelompok masyarakat, termasuk para peneliti.
"Terkait itu, kami bersedia untuk memberi dukungan untuk pengelolaan big data, teknologi-teknologi baru, dan jaringan global FAO. Kami ingin membantu Indonesia agar dapat menjadi yang terdepan," kata dia.
Ketahanan Pangan
Sementara itu, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan dalam pertemuan bilateral dengan FAO, pihaknya menunjukkan kebijakan dan strategi memperkuat ketahanan pangan di dalam negeri.
Dia juga menyebut FAO bakal memberi pendampingan, terutama mengirim para ahlinya, untuk memperkuat sektor pertanian di Indonesia, termasuk yang terkait dengan food estate.
"(Bantuan FAO itu akan diberikan) dalam waktu yang singkat (dekat)," kata Syahrul menjawab pertanyaan terkait implementasi rencana pengiriman para ahli tersebut.
Indonesia menjadi anggota FAO sejak 1948, dan kantor perwakilan badan pangan PBB itu berdiri pada 1978.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
Berita Terkini
- PLTS IKN 50 MW Mulai Beroperasi, PLN Nusantara Power Dukung Swasembada Energi
- Keluarnya AS dari WHO dan Paris Agreement, Ganggu Penanganan Kesehatan Global dan Upaya Atasi Perubahan Iklim
- Netflix Segera Tayangkan Serial Drakor ‘The Trauma Code'
- Tayang Perdana 29 Januari, Film Pengantin Iblis Siap Meraup Banyak Penonton
- WhatsApp Hadirkan Opsi untuk Hubungkan Aplikasi dengan Pusat Akun Meta