Europol Peringatkan Peningkatan Gambar Pelecehan Anak Buatan AI
Pelaku kejahatan telah menggunakan perangkat dan layanan AI untuk berbagai kejahatan mulai dari penipuan daring dan serangan siber, hingga membuat gambar anak-anak yang vulgar.
Foto: AFP/STEFANI REYNOLDSDEN HAAG - Badan Kepolisian Eropa, Europol, pada hari Senin (22/7), memperingatkan gambar-gambar pelecehan seksual anak yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sedang meningkat, dengan mengatakan materi tersebut membuat semakin sulit untuk mengidentifikasi korban dan pelaku.
Dikutip dari The Straits Times, Europol mengatakan para penjahat telah mengadopsi alat dan layanan AI untuk melakukan berbagai kejahatan mulai dari penipuan daring dan serangan siber, hingga pembuatan gambar eksplisit anak-anak.
"Kasus-kasus pelecehan seksual anak yang dibantu dan dihasilkan oleh AI telah dilaporkan," kata lembaga yang berpusat di Den Haag itu dalam laporan terbarunya.
Penggunaan AI yang memungkinkan pelaku kejahatan seksual terhadap anak untuk membuat atau mengubah materi pelecehan seksual terhadap anak akan semakin meluas dalam waktu dekat.
"Produksi gambar-gambar pelecehan buatan meningkatkan jumlah materi terlarang yang beredar dan mempersulit identifikasi korban maupun pelaku," kata Europol.
Korban Pelecehan
Para peneliti di Universitas Edinburgh, pada bulan Mei, mengatakan lebih dari 300 juta anak setiap tahunnya menjadi korban eksploitasi dan pelecehan seksual daring.
Pelanggaran tersebut berkisar dari apa yang disebut sextortion, di mana pelaku meminta uang dari korban untuk merahasiakan gambar, hingga penyalahgunaan teknologi AI untuk membuat video dan gambar deepfake.
Munculnya AI telah menyebabkan kekhawatiran yang semakin meningkat di seluruh dunia bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk tujuan jahat seperti pembuatan apa yang disebut deepfake, gambar, dan video yang dihasilkan komputer, seringkali realistis, berdasarkan templat nyata.
"Volume materi seksual yang dihasilkan sendiri kini menjadi bagian yang signifikan dan terus bertambah dari materi seksual pelecehan anak secara daring," kata Europol.
"Bahkan dalam kasus ketika kontennya sepenuhnya buatan dan tidak ada korban nyata yang digambarkan, materi pelecehan seksual anak yang dihasilkan AI tetap berkontribusi pada objektifikasi dan seksualisasi anak-anak," kata Europol.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
Berita Terkini
- Kekalahan yang Menyesakkan Dada, Indonesia Gagal Melaju Ke Semifinal ASEAN Cup 2024
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025