Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Es Krim Mixue Jadi Senjata ‘Soft Power’ Tiongkok di Asia Tenggara

Foto : The Conversation/Shutterstock/AsepSur

Papan sebuah gerai Mixue di Tasikmalaya, Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

Mixue dan ritel Tiongkok lainnya tak sekadar kisah bisnis sukses. Tapi berpotensi membantu Tiongkok mempromosikan citra positif di mata masyarakat Indonesia.

Muhammad Zulfikar Rakhmat, Center of Economic and Law Studies (CELIOS) dan Yeta Purnama, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)

Mixue mulai mendominasi bisnis es krim dan teh di Asia Tenggara semenjak lima tahun terakhir, setelah membuka gerai luar negeri pertamanya di Vietnam pada 2018. Perusahaan asal Cina tersebut kini telah memiliki 22.500 gerai, termasuk di negara asalnya.

Sekitar 1.000 gerai Mixue kini beroperasi di beberapa negara Asia Tenggara termasuk Filipina, Thailand, dan Indonesia. Sebagai perbandingan, Starbucks dan McDonalds yang telah jauh lebih lama berdiri masing-masing hanya memiliki 10.000 dan 9.100 gerai di seluruh kawasan Asia Tenggara.

Di Indonesia, Mixue menjadi tren di berbagai platform media sosial. Masyarakat antusias mengunggah produk Mixue serta membuat lelucon dan meme yang menjadi viral. Tak jarang kita menemukan Mixue bertengger di trending topics Twitter. Saking viralnya, beredar guyonan untuk "waspada jika ada ruko kosong di daerahmu karena tak lama akan berubah menjadi gerai Mixue baru."

Ada tiga faktor yang berkontribusi di balik kisah sukses Mixue di Indonesia: efisiensi rantai pasokan, harga produk yang terjangkau dan kemudahan dalam mendirikan franchise.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top