Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"El Clasico" Pilpres

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Hastaq #jokowi2periode maupun #2019gantipresiden, yang saat ini sedang ramai diperdebatkan pada lini massa Facebook, jika kita mampu mengubah cara pandang bisa menjadi pendidikan politik yang cukup konstruktif. Secara konstitusional, ini sah-sah saja dan tidak melanggar etika demokrasi. Justru tagar tersebut alangkah baiknya bila bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran parpol dalam memberi gagasan.

Ini dalam artian, jangan hanya berhenti pada tagar ansich. Tetapi juga harus memberi narasi atas wacana tersebut. Mari cermati data infografis milik Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesisa (APJII) tahun 2016, berdasar data tersebut ada 51,8 persen atau sekitar 132,7 juta dari total penduduk yang mengakses internet. Juga jika dikerucutkan lagi pada persoalan hoax, ada 91,8 persen menyatakan sering menerima mengenai politik di mana 88,6 persen menyatakan menerima hoax SARA.

Maka, perdebatan kulit yang hanya pada persoalan tagar sudah tentu tidak akan mendidik apa pun kepada rakyat. Namun, sebaliknya, parpol harus mampu menyingkap alur berpikir dan gagasan yang akan dipertarungkan. Publik sudah jenuh dengan segala kegaduhan yang selama ini terjadi. Maka, menjadi PR bagi parpol dan pemerintah untuk mengembalikan proses demokrasi yang akan berlangsung menjadi sebuah panggung kontestasi yang nikmat untuk dilihat. Kuncinya ada pada literasi politik rakyat, sehingga nantinya menjadi "lambung" yang sehat untuk mencerna proses demokrasi yang berlangsung, sebagaimana kritik Jean Jacques Rosseau.

Mari nikmati pertarungan (klasik) politik ini, jika nantinya tidak ada kandidat calon presiden yang lain, dengan membawa harapan atas peradaban demokrasi Indonesia yang lebih baik. Salah satu caranya dengan tiap-tiap elemen menjadi lambung-lambung yang sehat bagi demokrasi. Satu yang tidak kalah penting sikap legawa, pertarungan politik bukanlah ajang peraduan harga diri pribadi. Ini adalah pertarungan sportif untuk membawa bangsa lebih optimis di masa mendatang.

Tidak perlu lagi terjebak pada politik kepentingan yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. Kewarasan kita berdemokrasi akan membawa hawa positif bagi kontestasi politik. Juga yang lebih penting membawa narasi keindonesiaan lebih beradab.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top