Ekspor dan Investasi Diperkirakan Melambat
Diminta terpisah, pakar ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan pemerintah harus tetap menjaga agar konsumsi rumah tangga tidak terganggu karena merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, pertumbuhan investasi dan ekspor walaupun diperkirakan melambat tetap harus dijaga agar perumbuhannya tetap positif.
"Jika tidak, akan menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), yang berarti penurunan pendapatan masyarakat dan tentu saja akan berakibat konsumsi tidak mampu mendukung pertumbuhan ekonomi," ungkap Suhartoko.
Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian saat ini, insentif investasi dan ekspor perlu dilakukan, baik melalui pajak ataupun subsidi.
Untuk menjaga daya beli, dia sepakat harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi diturunkan, sedangkan yang subsidi tetap karena penurunan akana menyebabkan penambahan subsidi yang akan menambah beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya