Senin, 18 Nov 2024, 00:00 WIB

Ekowisata Pacu Ekonomi Lokal

Ekonomi Lokal

Foto: antara

Optimalisasi potensi desa diharapkan dapat mendatangkan efek berganda ekonomi.

JAKARTA – Pengelolaan potensi desa secara baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi desa maupun daerah. Hal itu bisa menekan pengangguran karena masyarakat desa terlibat menjalankan roda usaha, mulai dari hulu hingga hilir.

Hal itu diutarakan oleh Kepala Desa Gunung Prau Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Hj. Mashut, dan Kepala Desa Wisata Aik Berik Kab. Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (NTB), Tirto Handoyo, kepada Koran Jakarta, di Jakarta, Minggu (18/11). Dua desa itu masuk dalam dari 50 desa yang meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024,

"Berkat kerajinan ini, kami bisa menurunkan tingkat kemiskinan di desa kami dari 10 persen sebelum saya menjabat menjadi tinggal 3 persen," papar Kades Mashut ketika ditemui di sela-sela acara Display 50 Desa Wisata Terbaik ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) 2024, di Kawasan Car Free Day-Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Minggu, (18/11).

Adapun desa wisata ini memiliki daya tarik wisata berupa Gunung Prau, wisata agro, life in yang dilengkapi sarana penunjang berupa homestay, Jeep wisata, ojek wisata, wisata religi, oleh-oleh khas, souvernir, guide dan porter.

Selain menyuguhkan keindahan alam Gunung Prau, melalui badan usaha yang dibentuk di bawah inisiasi Kades Mashut dikembangkan pula home industry carica. Jenis usaha mengolah buahcarica menjadi makanan dan minuman ini melibatkan banyak masyarakat desa.

"Jadi, buah carica ini masyarakat jual ke kami dan kita olah. Pengunjung yang masuk kita wajibkan jangan bawa makanan dari luar. Kita siapkan. Berkat home industry ini, ekonomi lokal itu tumbuh, sehingga di desa kami tak ada itu kriminalitas karena masyarakat itu hampir semuanya bekerja," papar Mashut.

Dia optimistis, di dua tahun sisa jabatannya maka kemiskinan di desa agro wisata itu tinggal 0 persen. "Saya sangat optimistis itu tercapai karena kami terus melihat perkembangannya dari waktu ke waktu," tambahnya.

Adapun Kepala Desa Wisata Aik Berik Kab. Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (NTB), Tirto Handoyo, mengatakan Desa Aik Berik terletak di kaki Gunung Rinjani sendiri terdapat setidaknya ada 77 sumber mata air yang cukup besar dengan debet rata-rata 500 liter per detik sehingga desa ini diberikan julukan village of springs.

Di hutan desa juga terdapat setidaknya ada 10 buah air terjun cantik. Oleh sebab itu, desa ini juga dikenal dengan julukan village of waterfall. Bahkan, salah satu di antaranya, yakni air terjun Benang Kelambu, termasuk dalam 15 air terjun terunik di dunia versi On The Spot.

Air terjun ini menjadi ikon desa Aik Berik karena hanya ada dua di dunia. Air terjun ini sendiri terbentuk dari adanya patahan yang mengenai lapisan air tanah,atau yang disebut dalam istilah geologi sebagai aquifer layer fault.

"Jadi, air terjun ini membuktikan adanya air tanah dan membuktikan juga bahwa batuan gunung api itu sangat baik untuk menyimpan air,"papar Tirto.

Selain menyuguhkan keindahan alam, masyarakat lokal juga menjual hasil kerajinan tangan berupa kain tenun.

Dua Tantangan

Florida Pardosi, Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata, dalam sambutannya di acara Display 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2024 itu mengatakan kendala yang masih dihadapi desa-desa wisata itu ialah sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan.

Pihaknya, papar Florida, akan serius menindaklanjuti masalah ini dengan pada mitra yang sudah diajak untuk bekerja sama agar desa desa itu bisa tumbuh dan berkembang lagi menjadi lebih maksimal.

Deputi bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, mengatakan beragam potensi ini menjadi daya tarik yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga mampu menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Nusantara.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: