Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 02 Jan 2025, 09:52 WIB

Setop Impor Pangan Jangan Sekadar Gimik Politik. Harus Dijalankan!

Pengamat Pertanian, Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi, Unwar Denpasar, Bali Dr. I Nengah Muliarta menegaskan, ini adalah langkah yang seharusnya diambil untuk memastikan ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani

Foto: istimewa

JAKARTA-Keputusan pemerintah untuk tidak akan mengimpor sejumlah komoditas pangan utama mulai tahun 2025 jangan sampai hanya menjadi gimik politik belaka. Sebab, ucapan seperti itu kerap disampaikan, namun praktiknya berbeda. Menghentikan impor pangan harus benar benar dijalankan apabila ingin mengejar swasembada pangan.

Pengamat Pertanian, Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi, Universitas Warmadewa (Unwar), Denpasar, Bali Dr. I Nengah Muliarta menegaskan, ini adalah langkah yang seharusnya diambil untuk memastikan ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.

"Penting untuk dicatat bahwa kebijakan ini tidak boleh hanya sekadar wacana politik. Tindakan nyata yang konsisten dari pemerintah harus dilaksanakan untuk memastikan bahwa petani mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan,"tegas Muliarta dari Bali, Kamis (2/1)

Dengan membeli produk pertanian langsung ujarnya, pemerintah dapat memutus mata rantai tengkulak yang panjang, yang sering kali menyebabkan harga di tingkat petani menjadi sangat rendah. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga mendorong mereka untuk terus berproduksi.

Namun, penting juga untuk menekankan bahwa sekadar menghentikan impor tidaklah cukup. Diversifikasi pangan sangat penting mengingat Indonesia memiliki banyak komoditas pangan yang dapat dikembangkan. "Kita harus mendorong pertanian yang berkelanjutan dan beragam agar ketahanan pangan kita tidak hanya bergantung pada satu atau dua komoditas saja,"ucap Muliarta

Selain itu, upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan harus mencakup aspek distribusi yang merata dan memastikan nilai gizi yang tinggi. Ketersediaan pangan saja tidak menjamin ketahanan pangan, distribusi yang tidak merata dapat menyebabkan beberapa wilayah masih kekurangan pangan, sementara yang lain berlebihan. "Oleh karena itu, perlu ada strategi yang jelas untuk memastikan bahwa semua masyarakat, terutama di daerah terpencil, memiliki akses yang cukup terhadap pangan yang bergizi,"ujarnya

Dengan pendekatan yang komprehensif ini, kita dapat menciptakan sistem yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga adil bagi semua pelaku dalam sektor pertanian. "Mari kita berharap bahwa langkah ini bukan hanya sekadar janji, tetapi menjadi bagian dari visi yang lebih besar untuk ketahanan pangan Indonesia,"ungkap Muliarta

Diketahui Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajaran menterinya menyetop impor barang-barang kebutuhan pangan pokok seperti beras, jagung, gula, dan garam pada tahun 2025.

Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan, pada tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor sejumlah bahan pangan, termasuk beras, garam, dan gula. Menurut Zulhas, serapan beras dari petani akan sepenuhnya ditampung oleh Bulog, sesuai instruksi Presiden.

“Kita akan menghentikan impor beras dan bahan pangan lainnya. Bulog akan menyerap semua gabah dan jagung yang diproduksi oleh petani untuk menjaga stabilitas harga,” ujar Zulkifli.

Dengan langkah ini, pemerintah optimistis dapat meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mendukung kesejahteraan petani di seluruh negeri.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.