Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekonom Top Tiongkok Menghilang Setelah Mengkritik Xi Jinping

Foto : Istimewa

Presiden Tiongkok Xi Jinping. Zhu Hengpeng, yang bekerja di lembaga think tank pemerintah, dilaporkan tidak terlihat di depan publik sejak melontarkan komentar yang meremehkan di WeChat.

A   A   A   Pengaturan Font

Para akademisi yang berdomisili di Tiongkok sebelumnya telah memberi tahu Guardian tentang meningkatnya ketakutan di kalangan profesi mereka untuk melaporkan atau membahas penilaian negatif terhadap situasi ekonomi, sosial, atau politik Tiongkok karena takut akan pembalasan. Pembahasan tentang Xi sebagai individu, terutama di ruang daring yang disensor dan dipantau, sebagian besar dihindari atau dilakukan melalui pernyataan yang samar atau terkode.

Pemberitahuan di situs web Cass menunjukkan staf terlibat dalam beberapa sesi pendidikan politik dalam beberapa bulan terakhir, dengan fokus utama pada loyalitas partai dan kepatuhan terhadap Pemikiran Xi Jinping, nama yang diberikan pada ideologi politik yang dianut pemimpin PKT.

"Pertemuan tersebut menekankan bahwa kita harus selalu mengingat bahwa Akademi Ilmu Sosial Tiongkok adalah lembaga politik yang pekerjaannya berpusat pada penelitian ilmiah, mengutamakan penegakan disiplin politik partai, bekerja keras untuk menegakkan disiplin yang ketat, dan mematuhi aturan," kata sebuah laporan tentang satu pertemuan bulan Juli, yang dipimpin oleh presiden Cass, Gao Xiang. Gao, seorang loyalis Xi, ditunjuk untuk peran tersebut pada tahun 2022 dan telah mengawasi kampanye untuk meningkatkan loyalitas partai di lembaga tersebut.

Rincian tentang apa yang ditulis Zhu dalam grup WeChat pribadi tidak diketahui, meskipun Sing Tao Daily menggambarkannya sebagai "kebijakan pusat yang dibahas secara tidak pantas". The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa ia diduga merujuk pada "kematian Xi".

Ekonomi Tiongkok sedang terpuruk, dan ada kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan gagal mencapai target pertumbuhan tahunannya sendiri sebesar 5 persen, sebuah ambisi yang relatif sederhana menurut standar historis. Pada hari Selasa, bank sentral negara itu mengumumkan upaya stimulus terbesar dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan, tetapi para ahli menyatakan kekhawatiran bahwa langkah-langkah tersebut, termasuk pemotongan suku bunga, tidak akan memadai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top