
Durian Nusantara Go International, Sasar Pasar Tiongkok
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean di rapat koordinasi di Palu, Sulteng, Senin (17/2/2025).
Foto: ANTARA/Nur Amalia AmirPALU - Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean menyatakan bahwa Indonesia siap untuk melakukan ekspor komoditas durian secara langsung ke Tiongkok.
"Indonesia siap untuk melakukan ekspor komoditas durian secara langsung ke Tiongkok. Koordinasi bersama Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), Badan Pangan Nasional, dan pelaku usaha terus dilakukan. Kami satu tim, Indonesia siap," katanya pada rapat koordinasi perlindungan sumber daya hayati dan go ekspor di Palu, Sulteng, Senin.
Ia menjelaskan pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai sebesar 8 persen, salah satunya dengan mendorong ekspor.
Ia mengatakan pemerintah telah melakukan inisiasi kerja sama dalam bidang perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok sejak tahun 2023 untuk ekspor empat komoditas pertanian, dan perikanan, seperti sarang burung walet, kelapa, durian dan tepung ikan.
Salah satunya, kata dia lagi, melakukan kegiatan ekspor komoditas durian dari Sulteng secara langsung ke negara Tiongkok.
"Draf protokol untuk ekspor durian telah selesai, tersisa untuk dilakukan penandatanganan," ujarnya.
Ia menjelaskan protokol ekspor durian ke Tiongkok sangat ketat, oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemenuhan syarat protokol tersebut.
Protokol yang harus dipenuhi, yakni standar Good Agriculture Practices (GAP) atau cara budi daya pertanian yang baik dan standar Good Handling Practices (GHP).
Ia mengatakan Tim General Administration of Customs of Tiongkok (GACC) sebagai tindak lanjut akan melakukan audit untuk packing house dan kebun durian segar di Provinsi Sulteng pada 9-14 Maret 2025.
Untuk itu, ia mengatakan rapat koordinasi perlindungan sumber daya hayati dan go ekspor ini bertujuan untuk memastikan semua elemen dan stakeholder yang terlibat telah memenuhi standar yang ditentukan GACC.
"Packing house dan kebun durian harus sudah sesuai dengan standar GACC. Kegiatan ini menjadi wadah untuk kita urai dan cek kembali seluruhnya telah sesuai standar GACC," ujarnya.
Melalui rapat koordinasi ini, ia mengharapkan proses ekspor durian dapat berlangsung dengan baik dan lancar, serta mematuhi standar yang ditetapkan, demi meningkatkan daya saing komoditas pertanian Indonesia di pasar internasional.
"Sehingga begitu tim GACC datang, kita semua sudah siap. Kemudian bisa dilanjutkan penandatanganan protokolnya dan bisa langsung ekspor," katanya pula.
Berdasarkan data Pemprov Sulteng, sebanyak 3.056 hektare kebun durian telah dilakukan registrasi, yang tersebar di lima kabupaten, yakni Kabupaten Parigi Moutong seluas 1.461,71 hektare, Poso 1.161,7 hektare, Sigi 211.941 hektare, Donggala 151 hektare, dan Tolitoli 70,07 hektare.
Dari lima kabupaten yang telah teregistrasi, saat ini tiga kabupaten menyatakan kesiapan ekspor, yakni Parigi Moutong, Poso, dan Sigi.
- Baca Juga: Unjuk Kerajinan Batik UMKM
- Baca Juga: Energi Terbarukan, Pilar Utama Pertumbuhan Ekonomi Modern
Sementara itu, dari 15 packing house, tujuh di antaranya telah teregistrasi dan lainnya masih dalam proses.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
- 5 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
Berita Terkini
-
Presiden Prabowo Minta Harga Sembako Diturunkan, Harus Lebih Rendah daripada Ramadan Tahun Lalu
-
MK Bakal Putuskan 40 Perkara Sengketa Pilkada pada Senin Depan
-
Yusril Sebut Efisiensi Anggaran Dilakukan karena 30 Persen APBD Bocor dan Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan
-
Pasukan Oranye Menanti Realisasi Janji Pram-Doel
-
Media Berperan Kunci saat Pemilu