Dukung Substitusi Impor agar RI Tak Jadi Target Pasar
"Misalnya pembenahan logistik, deregulasi, dan harga gas untuk industri kalau arahnya memang hilirisasi dan substitusi impor," kata dia. Bhima menilai pengembangan substitusi impor tidak terlepas dari unsur energi sebagai penopang utama mesin industri. Sayangnya, janji pemerintah untuk menurunkan harga gas hingga kini belum terwujud.
Bhima juga mengemukakan pembangunan infrastruktur yang digalakkan pemerintah belakangan ini seharusnya dibarengi dengan industrialisasi.
Sebab, dengan pasokan logistik yang semakin bagus lantaran infrastruktur lancar, namun industri nasional tidak siap, maka Indonesia justru akan digempur oleh barang-barang impor.
"Investasi asing yang membangun pabrik di Indonesia jumlahnya lebih sedikit dibandingkan membangun infrastruktur. Jadi, arahnya sudah jelas, pembangunan infrastruktur memang menampung barang-barang impor. Seperti pusat logistik berikat," ungkap dia.
Di sisi lain, kata Bhima, kebergantungan pada impor bahan baku dan modal juga cukup tinggi. Data Juli 2017, misalnya, impor bahan baku kenaikannya sekitar 40 persen dibandingkan bulan sebelumnya. "Ini cukup berisiko juga. Kita mengimpor bahan baku, tapi kita juga mengimpor barang konsumsi," tukas dia. ahm/WP
Komentar
()Muat lainnya