Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Kebijakan Pemerintah I Kelaparan yang Terjadi di Papua Sangat Tragis

Diversifikasi Pangan Harus Berdasarkan Kearifan Lokal

Foto : ISTIMEWA

Peneliti Pusat Studi Kebijakan dan Kependu­dukan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sukam­di, menyangkan pada saat sekarang masih ada warga negara yang meninggal karena kelaparan. Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Papua juga relatif besar pun begitu Anggaran dan Pendapatan Belanja Nega­ra yang dari tahun ke tahun terus membesar.

A   A   A   Pengaturan Font

Menurutnya, wilayah-wilayah yang sudah lebih bagus keadaan ekonominya bisa diurus pemda masing masing. "Papua dan daerah tertinggal lainnya mesti menjadi fokus Kementerian Sosial bersinergi dengan kementerian lain seperti kementerian kesehatan,"ucapnya.

Orang meninggal kelaparan itu masalah kemanusiaan, tidak dibatasi wilayah atau negara. Jadi kalau di negara ini banyak orang mati kelaparan dan negara tidak dapat mengatasinya maka internasional akan terlibat.

Menurut Salamudin, Presiden Joko Widodo yang menang besar dalam Pilpres di Papua, mestinya membangun perwakilan ibu kota negara di Papua. Presiden bisa saja ngantor sebulan di Jakarta dan seminggu di Papua. Sampai Papua maju seperti daerah lainnya "Anggaran bagi Papua sebenarnya sudah cukup bagus, cuma perhatian pemerintah yang kurang, pemerintah harus berbaur dengan Papua," tegasnya.

Peneliti Ekonomi Indef, Nailul Huda mengingatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus meningkatkan diversifikasi pangan agar orang meninggal karena kelaparan tidak terjadi lagi di Indonesia.

Dalam hal produksi misalnya, harus bisa memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan produksi terutama ketika ada ancaman cuaca. Dalam hal penyimpanan, gudang bisa dimanfaatkan oleh warga untuk menyimpan bahan makanan untuk jangka waktu yang lama.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top