Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Disfungsi Peringatan Dini Tsunami

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut katalog gempa sejak tahun 1629 kejadian tsunami yang sangat besar di wilayah NAD yakni 14 tahun yang lalu merupakan kejadian yang ke-110 kalinya yang pernah terjadi di Indonesia. Sedangkan tsunami yang terjadi di Selat Sunda baru-baru ini adalah kejadian yang ke-122. Berulangkalinya peristiwa tsunami mestinya menjadi proses pembelajaran, bukan justru terlena dan terlena lagi.

Sejatinya gelombang pasang itu memberikan pertanda awal sebelum datangnya bencana. Oleh sebab itu tsunami sudah merupakan bahan riset dan kajian ilmiah yang cukup lama. Juga sudah banyak komunitas dan lembaga ilmiah yang meneliti dan mengkaji seluk beluk tsunami. Selain itu sudah banyak juga metoda dan peralatan canggih untuk mendeteksi sejak dini pergerakan tsunami. Sehingga bagi negara-negara maju langganan tsunami seperti Jepang dan Amerika Serikat, terjangan tsunami bisa diantisipasi serta diminimalkan dampak negatifnya.

Bahkan sejak tahun 1965 telah dibentuk apa yang disebut International Tsunami Information Sytem (ITIC) dan International Group for the Tsunami Warning system ( ICG/ITSU) yang berpusat di Hawaii. Badan ini bertugas untuk memberikan peringatan, kewaspadaan, komunikasi, penyebarluasan pengetahuan mengenai tsunami, riset tsunami, memperluas jaringan keanggotaan dan sebagainya.

Sayangnya pemerintah atau lembaga terkait di Indonesia selalu terlambat dan kurang responsif menanggulangi dan mencegah secara dini datangnya bencana tsunami dengan alasan klasik tidak tersedianya dana. Padahal Indonesia termasuk wilayah potensial langganan tsunami. Kejadian Tsunami yang banyak memakan korban jiwa sebelum di Selat Sunda antara lain di Teluk Palu (2018), NAD (2004), Biak (1996 ), Banyuwangi ( 1994 ), dan Flores ( 1992 ).

Magnitudo tsunami yang terjadi di Indonesia pada umumnya berkisar antara 1,5 - 4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top