Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Diserbu Leachate Hitam, Masa Depan Kali Asem Suram

Foto : Koran Jakarta/KPNas

Air lindi dan sampah dari TPST Bantargebang, TPA Sumurbatu, ditambah tinja dari IPLT Sumurbatu memperparah pencemaran kali.

A   A   A   Pengaturan Font

Lanjut pakar tersebut, leachate mengandung beberapa zat dan parameter yang pada kadar tertentu bersifat sebagai pencemar. Zat dan parameter tersebut diantaranya: Amonia nitrat, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Sulfat, dan pH < 7. Hal ini semakin parah jika air lindi tercampur oleh sejumlah parameter logam berat, kategorial limbah beracun dan berbahaya (B3) sebab sampah belum terpilah. Maka tingkat pencemaran lingkungan yang terjadi akan semakin berat. Unjungnya mengancam jiwa manusia dan makhluk lain.

Persyaratan lingkungan, TPA/TPST harus dilengkapi dengan fasilitas pengendalian gas dan cairan leachate, fasilitas pengukuran air tanah, stasiun pengukuran udara. Apa yang disebutkan itu merupakan syarat esensial dari TPA sistem sanitary landfill. Selain itu sampah harus dipilah dan diolah dari sumber, atau sampah terpilah masuk ke plant-plant pengolahan sampah, seperti plant composting, refused derived fuel (RDF), daur ulang, dll.

Setelah wawancara dan diskusi selama 2,5 jam di kantor KPNas di Sumurbatu, kemudian Tim Monev minta didampingi menemui tokoh di Kelurahan Ciketingudik dan pengelola TPST Bantargebang. Tokoh yang diwawancarai adalah Cempa atau Gunin, mantan Ketua RT 001/005 Ciketingudik.

Menurut Gunin, kondisi TPST Bantargebang sudah parah, hampir semua zona penuh, dan perlu perluasan lahan, demi menjaga keselamatan pekerja dan pemulung. Karena, memang kondisinya sudah mengkhawatirkan. Dalam waktu dua tahun ke depan TPST Bantargebang akan penuh sampah. Jadi, pada saat ini yang diperlukan adalah perluasan lahan untuk membuat zona baru. Itu cara yang paling aman dan efektif untuk mengatasi persoalan TPST Bantargebang saat ini.

Gunin melanjutkan, sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang semakin banyak, sementara yang diolah masih sedikit, mungkin 20 persen. Teknologi pengolahan yang ada belum mampu mengolah sampah dalam jumlah banyak, misalnya PLTSa maupun RDF. Karena sampahnya macam-macam, belum terpilah, ada kasur, spring bed, lemari, meja kursi, ban mobil, dll yang bentuknya besar-besar. Spring bed dimasuk ke dalam mesin open PLTSa kawat-kawatnya masih utuh, tidak bisa meleleh.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top