Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Moneter I AS Perlu Banyak Pendanaan untuk "Back up" Perang

Diperlukan Suku Bunga Tinggi dalam Jangka Panjang

Foto : Sumber: BPS - kj/ones
A   A   A   Pengaturan Font

"Dalam satu dua bulan terakhir, volatilitas arus modal sangat tinggi, dan dampaknya kepada pelemahan kurs secara global. Karena yield AS meningkat, terjadi strong dollar, sehingga mata uang negara lain volatilitasnya tinggi," jelas Juda.

Pertimbangan itulah, kata Juda, yang jadi pertimbangan BI menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) sebesar 25 basis poin ke level 6 persen. "Selama ini, kita melakukan upaya menjaga stabilitas dengan intervensi pasar. Tapi, tampak dengan kenaikan yield AS yang cepat, strong dollar yang cepat, kita harus menambah amunisi yaitu dengan menaikkan suku bunga," kata Juda.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, yang diminta pendapatnya mengatakan jika kondisinya terus seperti saat ini maka suku bunga harus dinaikkan.

"Jika tidak dinaikkan maka bukan hanya aliran modal asing yang keluar, yang lebih parah lagi kalau defisit transaksi berjalan membesar, dan investasi asing anjlok," kata Anthony.

Dia pun mengkritisi kinerja BI sebagai otoritas moneter dengan melihat tekanan terhadap rupiah yang nyaris menyentuh level psikologis baru 16.000 per dollar AS. Bank Sentral, katanya, jangan selalu mengambinghitamkan persang Russia lawan Ukraina dan krisis di Timur Tengah untuk menutupi respons mereka yang lambat dalam mencermati kondisi eksternal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top