Dibutuhkan Standar Minimal Kandungan Susu Lokal
Kementerian Pertanian (Kementan)
Foto: istimewaKandungan susu segar dalam negeri untuk industri pengolahan susu masih sangat rendah, sekitar 20 persen sehingga perlu dinaikkan agar penyerapan dari peternak lokal dapat optimal.
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memantau penyerapan susu segar dalam negeri oleh industri pengolahan susu (IPS). Untuk memaksimalkan penyerapan produksi lokal, Kementan bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada produk susu.
"Kementan mengusulkan penerapan standar minimal kandungan susu lokal (seperti TKDN) pada produk susu yang disajikan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk mendukung produksi nasional model bisnis impor sapi perah juga harus melibatkan koperasi dan peternak lokal," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Makmun, di Jakarta, Selasa (26/11).
Senada, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, sebelumnya mengatakan produk susu perlu pengaturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen. "Susu sama dengan produk lain memang perlu TKDN karena agar ada kewajiban diserap dalam APBN, aturannya mengatakan kalau nilai TKDN 40 persen maka wajib kementerian/lembaga/BUMN/pemda untuk membeli produk yang sudah 40 persen," jelas Agus.
Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) saat ini termasuk ke daftar rencana peningkatan TKDN demi mendukung pemulihan ekonomi nasional. Menperin mendukung upaya untuk menyerap susu industri dari suplai peternak dalam negeri.
Menperin menjelaskan produksi SSDN dalam negeri saat ini memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu sebesar 20 persen atau sekitar 750 ribu ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 530 ribu ton bahan baku susu segar dipasok oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia yang terdiri dari 59 koperasi dan 44.000 peternak dengan kualitas susu yang memenuhi standar,sedangkan 80 persen kebutuhannya masih harus dipenuhi dari impor.
Siapkan Regulasi
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami kenaikan impor susu sapi sebesar 7,07 persen sepanjang Januari–Oktober 2024 menjadi 257,3 ribu ton dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 240,30 ribu ton. Impor susu Indonesia pada Oktober 2024 sebesar 24,86 ribu ton naik 23,07 persen dibandingkan 20,20 ribu ton pada September 2024. Selain itu, impor susu pada Oktober 2024 juga naik 27,90 persen dibandingkan Oktober 2023 sebesar 19,43 ribu ton. Sebagian besar impor susu ke Indonesia dalam bentuk milk cream dan susu bubuk. BPS mencatat impor susu segar hanya sedikit.
Dalam kunjungan kerja spesifik ke Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 21 November 2024. Ketua rombongan Komisi IV, Ahmad Yohan, menegaskan kebergantungan pada impor harus dikurangi dengan memperkuat penyerapan susu lokal. Ahmad menegaskan pentingnya kolaborasi antara peternak, pemerintah, dan IPS untuk mendongkrak produksi susu nasional.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
Berita Terkini
- Mengenal Aerophobia, Ini Solusi Pengobatan bagi Penderitanya Menurut IDI Kabupaten Karanganyar
- Tingkatkan Kualitas Kebijakan, Menteri Hukum Tekankan Pentingnya Peran Badan Strategi Kebijakan Hukum
- Sentimen Eksternal Dominan, 4 Desember 2024
- Tegas, Kementan Ingatkan Alokasi Pupuk dalam e-RDKK Tak Bisa Diperjualbelikan
- Mata-mata Rusia dan Bulgaria Berencana Menjebak Jurnalis Inggris