![Di Banjarmasin, Tiga Guru Penggerak Pacu Transformasi Pendidikan Terus Berdetak](https://koran-jakarta.com/images/article/di-banjarmasin-tiga-guru-penggerak-pacu-transformasi-pendidikan-terus-berdetak-230418141353.jpg)
Di Banjarmasin, Tiga Guru Penggerak Pacu Transformasi Pendidikan Terus Berdetak
![Di Banjarmasin, Tiga Guru Penggerak Pacu Transformasi Pendidikan Terus Berdetak](https://koran-jakarta.com/images/article/di-banjarmasin-tiga-guru-penggerak-pacu-transformasi-pendidikan-terus-berdetak-230418141353.jpg)
Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Banjarmasin, Akhmad Basuki.
"Dengan melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi, pembelajaran lebih senang bagi siswa dan sesuai dengan kebutuhan mereka," katanya.
Risma menuturkan, ketika dia menerapkan pembelajaran diferensiasi, para siswa terpacu untuk mengutarakan pendapat. Di akhir pembelajaran, ada sesi refleksi untuk mendengar pendapat siswa tentang materi yang didapat dan proses pembelajaran selanjutnya.
Dia selalu mengajak peserta didik merasa bebas untuk menyampaikan pendapat mereka tanpa terkecuali. Tanpa juga mereka takut pendapat mereka benar atau salah. "Karena itu sesuai dengan mereka. Jadi yang kritis bisa terfasilitasi, yang perlu dibimbing bisa dengan nyaman mendapat bimbingan kembali," jelasnya.
Risma mengatakan, sebelum mengikuti Guru Penggerak, dia sudah berusaha interaktif dan membangun kedekatan sosial dan emosional dengan para peserta didik. Adanya PGP mempertajam proses tersebut. m"Jadi mengalir, refleksi di akhir kelas dan semester juga terkait pembelajaran. Kalau lebih suka pembelajaran visual, kedepan akan diperbanyak begitu," tandasnya.
Siswa SMA Islam Terpadu Ukhuwah, Muhammad Fari Hanif, menyebut, kehadiran guru penggerak berdampak pada pembelajaran yang lebih banyak menghadirkan diskusi. Meski ada pembagian kelas antara lelaki dan perempuan, tapi itu bukan menjadi halangan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya